billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

AS Kerahkan Kapal Induk dan Luncurkan Serangan ke Kartel Narkoba: Terbesar Sejak Invasi Panama

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

AS Kerahkan Kapal Induk dan Luncurkan Serangan ke Kartel Narkoba: Terbesar Sejak Invasi Panama
Foto: (Sumber: Para tamu menghadiri upacara pembaptisan USS Gerald R. Ford di Virginia. ANTARA/Xinhua.)

Pantau - Militer Amerika Serikat mengerahkan Gerald R. Ford Carrier Strike Group beserta skuadron udara Angkatan Laut ke wilayah tanggung jawab Komando Selatan AS sebagai bagian dari operasi besar-besaran melawan organisasi kriminal transnasional dan narko-terorisme.

Operasi Militer Besar di Amerika Latin dan Karibia

Juru Bicara Pentagon, Sean Parnell, mengumumkan pengerahan kekuatan militer ini melalui media sosial pada Jumat, 24 Oktober 2025.

Wilayah tanggung jawab Komando Selatan AS mencakup daratan Amerika Latin di selatan Meksiko, perairan yang berbatasan dengan Amerika Tengah dan Selatan, serta Laut Karibia.

Pengerahan ini dilakukan untuk mendukung arahan Presiden AS dalam membongkar Organisasi Kriminal Transnasional (Transnational Criminal Organizations/TCO) dan mempertahankan keamanan nasional.

"Pasukan-pasukan ini akan meningkatkan dan menambah kemampuan yang sudah ada untuk menghambat perdagangan narkotika dan melemahkan serta membongkar TCO," ungkap Parnell.

Para analis menilai langkah ini sebagai indikasi bahwa pemerintahan Trump ingin memperluas kampanye anti-kartel narkoba.

Fokus operasi tampaknya mulai bergeser dari penargetan kapal-kapal kecil di perairan internasional ke kemungkinan penyerangan terhadap operasi kartel di darat di seluruh wilayah Amerika Latin.

Pengumpulan kekuatan militer AS di wilayah Karibia disebut sebagai yang terbesar dalam lebih dari tiga dekade terakhir, sejak invasi ke Panama pada 1989.

Serangan Langsung dan Kontroversi Internasional

Pada hari yang sama, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan bahwa militer AS telah menenggelamkan sebuah kapal yang dicurigai sebagai kapal penyelundup narkoba di perairan internasional Karibia.

Operasi tersebut menewaskan enam orang di dalam kapal dan menjadi serangan malam pertama terhadap kapal narkotika, serta operasi kesepuluh yang dilaksanakan sejak bulan September.

Sejak awal operasi, total korban jiwa dari seluruh serangan militer AS telah mencapai lebih dari 40 orang.

Pada 2 Oktober, pemerintah Trump menyampaikan memo kepada Kongres yang menyatakan bahwa Amerika Serikat tengah menghadapi konflik bersenjata noninternasional dengan kartel narkoba.

Dalam memo tersebut, kartel narkoba diklasifikasikan sebagai organisasi teroris, dan anggotanya akan diperlakukan sebagai kombatan ilegal.

Langkah ini menuai kritik tajam dari sejumlah anggota Kongres Partai Demokrat, termasuk Senator Jack Reed dari Rhode Island.

Senator Reed menyatakan bahwa pemerintah AS "tidak memberikan pembenaran hukum, bukti, atau intelijen yang kredibel" atas operasi militer tersebut.

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menuduh AS menggunakan ancaman kartel sebagai alasan untuk memperluas kehadiran militer dan mendorong perubahan rezim di kawasan Amerika Latin.

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, juga mengkritik keras langkah tersebut dan menuduh pemerintah AS telah melakukan pembunuhan terhadap tersangka narkoba di laut.

Penulis :
Aditya Yohan