Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Trump Isyaratkan Akhir Masa Jabatan Maduro, Ketegangan AS–Venezuela Meningkat di Tengah Operasi Militer

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Trump Isyaratkan Akhir Masa Jabatan Maduro, Ketegangan AS–Venezuela Meningkat di Tengah Operasi Militer
Foto: Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara pada acara yang disiarkan di VTV milik pemerintah, Kamis (24/10/2025) menuduh AS melakukan perang psikologis terus-menerus terhadap negaranya (sumber: Anadolu)

Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan bahwa masa jabatan Presiden Venezuela Nicolas Maduro kemungkinan besar akan segera berakhir, di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik dan militer antara kedua negara.

Trump Tegaskan Sikap terhadap Maduro dan Operasi Militer

Dalam wawancara dengan program 60 Minutes di CBS News yang tayang pada Minggu (2/11), Trump menyampaikan pandangannya terkait masa depan Maduro saat ditanya oleh pembawa acara Norah O'Donnell.

"Saya akan menjawab ya. Saya rasa begitu," ungkap Trump ketika ditanya apakah masa jabatan Maduro tidak akan bertahan lama.

Meskipun demikian, Trump menolak kemungkinan keterlibatan militer langsung dalam bentuk perang terbuka melawan Venezuela.

"Sepertinya saya tidak akan mengatakan saya akan melakukan hal itu," ia mengungkapkan saat ditanya soal kemungkinan serangan darat.

Trump juga tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait potensi serangan militer dan menyatakan pada hari Jumat sebelumnya bahwa dirinya belum membuat keputusan apa pun mengenai hal tersebut.

Tuduhan Terorisme Narkoba dan Kontroversi HAM

Media-media Amerika Serikat sebelumnya melaporkan bahwa pemerintahan Trump telah mempertimbangkan opsi militer terhadap instalasi di Venezuela sebagai bagian dari kampanye melawan narko-terorisme, yang menurut laporan bisa dimulai kapan saja.

Washington menuduh Nicolas Maduro memimpin Cartel de los Soles, sebuah kelompok kriminal yang berbasis di Venezuela.

Pada Juli 2025, pemerintah AS secara resmi menetapkan kelompok tersebut sebagai Specially Designated Global Terrorist (SDGT) atau Organisasi Teroris Global yang Ditetapkan Khusus.

Sejak awal September, setidaknya telah terjadi 14 serangan yang sebagian besar berlangsung di wilayah Laut Karibia dan Pasifik Timur, dengan lebih dari 64 orang dilaporkan tewas.

Serangkaian serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran dari kelompok hak asasi manusia dan pakar hukum internasional, yang mempertanyakan legalitas tindakan militer AS terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba.

Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menyebut serangan-serangan tersebut sebagai "tidak dapat diterima" dan mendesak adanya penyelidikan independen atas apa yang ia sebut sebagai pembunuhan di luar hukum.

Respons Keras dari Maduro

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menanggapi dengan keras tuduhan dari AS dan menyebutnya sebagai bagian dari upaya Washington untuk menciptakan perang terhadap negaranya.

Ia menyebut tuduhan tersebut sebagai "vulgar" dan "sepenuhnya palsu".

Maduro juga menegaskan bahwa Venezuela "tidak memproduksi daun kokain", dan menilai peningkatan aktivitas militer AS di dekat wilayahnya sebagai indikasi dari rencana untuk "perang baru yang abadi".

Penulis :
Leon Weldrick