
Pantau - Universitas Peking (Peking University) menggelar simposium ilmiah internasional bertema sejarah Perang Rakyat Tiongkok Melawan Agresi Jepang dan reunifikasi Taiwan ke Tiongkok dari perspektif global, pada 2–3 November 2025.
Akademisi Dunia Kumpul Bahas Narasi Sejarah Tiongkok
Simposium ini dihadiri oleh sekitar 100 akademisi terkemuka dari berbagai wilayah, termasuk Tiongkok Daratan, Taiwan, Hong Kong, Makau, serta negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.
Tujuan utama acara ini adalah memperluas pandangan akademik, meningkatkan dialog ilmiah, dan menggali makna global serta nilai kontemporer dari perang tersebut.
Sesi pembukaan menampilkan pembicara utama dari sejumlah lembaga akademik bergengsi.
Beberapa di antaranya adalah Zhang Baijia dari Institute of Party History and Literature, Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok; Lu Fang-sang dari Academia Sinica Taiwan; Hans van de Ven dari University of Cambridge dan Visiting Chair Professor di Peking University; Liu Wei-kai dari Chengchi University Taipei; serta Weili Ye dari University of Massachusetts Boston.
Simposium ini mencakup 20 sesi paralel dan 1 sesi diskusi khusus yang membahas berbagai aspek sejarah, mulai dari ekonomi dan keuangan, militer, hubungan internasional, bantuan luar negeri, komunikasi, budaya dan akademik, ideologi, hukum dan masyarakat, hingga pengalaman individu selama masa perang.
Dorong Reunifikasi dan Kohesi Lewat Dialog Ilmiah
Melalui simposium ini, Universitas Peking mendorong penyusunan narasi sejarah yang sahih, berimbang, dan multidimensional terkait konflik dan reunifikasi nasional.
Acara ini juga menjadi forum penting untuk dialog langsung antara akademisi dari kedua sisi Selat Taiwan, dengan harapan memperkuat rasa persatuan dan mendukung proses reunifikasi.
Tahun 2025 menjadi momentum khusus karena menandai peringatan 80 tahun kemenangan Tiongkok dalam Perang Melawan Agresi Jepang, Perang Dunia Antifasisme, dan reunifikasi Taiwan ke Tiongkok.
Universitas Peking menegaskan bahwa simposium ini bertujuan menguatkan pemahaman atas fakta sejarah, memperkaya ilmu pengetahuan, dan mempererat kohesi masyarakat lintas wilayah.
- Penulis :
- Aditya Yohan







