
Pantau - Kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, pada Kamis (6/11) menyerukan pemerintah Lebanon untuk bersatu melawan agresi Israel, bukan bernegosiasi dengan rezim Zionis.
Seruan Persatuan Nasional Hadapi Agresi Israel
Dalam pernyataannya, Hizbullah menilai situasi saat ini menuntut kerja sama nasional guna menghentikan pelanggaran dan serangan Israel terhadap wilayah Lebanon.
“Kita berjanji kepada rakyat kita untuk menjaga martabat dan membela kebenaran, melindungi tanah air dan rakyat kita,” tulis Hizbullah dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden, Ketua Parlemen, dan Perdana Menteri Lebanon.
Dalam surat itu, Hizbullah menuduh Amerika Serikat menekan pemerintah Lebanon agar melucuti senjata kelompok tersebut sepenuhnya.
Tekanan itu, menurut Hizbullah, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang berupaya menempatkan seluruh persenjataan di bawah kendali militer nasional, namun dianggap sebagai langkah yang menguntungkan Israel.
Hizbullah juga menyinggung kesepakatan gencatan senjata 27 November 2024 yang mencakup demiliterisasi di Lebanon selatan dengan syarat Israel menghentikan serangannya.
“Musuh Zionis tidak hanya menargetkan Hizbullah, tetapi seluruh Lebanon,” tulis Hizbullah dalam suratnya.
Kelompok tersebut menegaskan bahwa tujuan Israel adalah melemahkan kemampuan Lebanon agar tidak mampu menahan tekanan politik dan agar Israel dapat memaksakan kepentingannya di kawasan.
“Untuk menangkal ancaman ini, diperlukan sikap nasional yang padu dan tegas demi mempertahankan kedaulatan dan martabat negara,” kata Hizbullah.
Ketegangan Terus Meningkat di Lebanon Selatan
Dalam beberapa hari terakhir, Israel meningkatkan serangan udara terhadap target-target Hizbullah di Lebanon selatan.
Pemerintah Lebanon menuduh Israel terus melanggar kedaulatan negaranya meskipun telah ada perjanjian gencatan senjata.
Israel diketahui masih menempatkan pasukannya di lima titik strategis di Lebanon selatan, termasuk bagian utara desa Ghajar, yang oleh Lebanon dianggap sebagai pendudukan dan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Israel berdalih bahwa serangan-serangan tersebut ditujukan pada infrastruktur militer Hizbullah dan bertujuan melenyapkan pimpinan militer kelompok itu.
Tel Aviv juga menegaskan akan terus melakukan serangan demi menyingkirkan ancaman Hizbullah yang dinilai membahayakan keamanan nasionalnya.
Pada Agustus 2025, Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam menyatakan telah memerintahkan militer menyiapkan rencana untuk menerapkan monopoli negara atas kepemilikan senjata sebelum akhir tahun.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







