Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

PBB: Bantuan ke Gaza Masih Terhambat Meski Ada Gencatan Senjata, Sebagian Besar Lahan Pertanian Rusak

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

PBB: Bantuan ke Gaza Masih Terhambat Meski Ada Gencatan Senjata, Sebagian Besar Lahan Pertanian Rusak
Foto: (Sumber: Truk-truk pengangkut bantuan terlihat di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Palestina, Kamis (16/10/2025). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad.)

Pantau - Badan-badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa penyaluran bantuan ke Gaza masih menghadapi hambatan serius meskipun terdapat kemajuan sejak diberlakukannya gencatan senjata pada 10 Oktober 2025.

Akses Terbatas, Lokasi Pengungsian Tak Layak dan Padat

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyebut bahwa bantuan kemanusiaan hanya bisa disalurkan melalui dua pos perlintasan, tanpa akses langsung dari Israel ke Gaza utara maupun dari Mesir ke Gaza selatan.

Beberapa barang dan staf dari organisasi nonpemerintah masih belum diizinkan masuk, menghambat efektivitas distribusi bantuan.

Mitra PBB di bidang tempat perlindungan melaporkan bahwa sebagian besar pengungsi masih tinggal di lokasi darurat yang terlalu padat, dibangun secara spontan di area terbuka atau tidak aman.

Jika hambatan akses dapat dihapus, tersedia cukup material untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1,5 juta warga Palestina.

Sektor Pangan Mulai Menunjukkan Kemajuan

Kemajuan tercatat di sektor pangan, di mana sejak gencatan senjata hingga 3 November, PBB dan para mitra telah mengumpulkan lebih dari 37.000 ton bantuan di pos perlintasan Gaza, mayoritas berupa makanan.

Program Pangan Dunia (WFP) telah menjangkau lebih dari 1 juta orang dengan distribusi makanan siap saji, makanan panas, bantuan roti, camilan bergizi untuk anak-anak, layanan gizi lanjutan, serta bantuan tunai digital.

Namun, OCHA menyampaikan bahwa analisis geospasial terbaru dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Pusat Satelit PBB menunjukkan hanya 13 persen lahan pertanian di Jalur Gaza yang belum rusak.

Sebagian besar lahan tersebut juga tidak dapat diakses karena berada di wilayah yang masih diduduki militer Israel.

Penulis :
Aditya Yohan