Pantau - Education Cannot Wait (ECW), dana global di bawah naungan PBB, mengumumkan penyaluran hibah tanggap darurat pertamanya sebesar 2 juta dolar AS guna memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak yang terdampak banjir besar di Pakistan.
Hibah ini akan berlangsung selama 12 bulan dan disalurkan melalui Rural Support Programmes Network (RSPN), yang bekerja sama dengan National Rural Support Programme (NRSP), Sarhad Rural Support Programme (SRSP), Idara-e-Taleem-o-Aagahi (ITA), dan PAGE Foundation.
Dana tersebut ditargetkan menjangkau 34.483 siswa yang tersebar di wilayah Sialkot, Narowal, Jhang, dan Swat.
Fokus pada Inklusivitas dan Rehabilitasi Pendidikan
RSPN menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap anak, termasuk perempuan, pengungsi internal, dan penyandang disabilitas, mendapatkan akses pendidikan yang aman, inklusif, dan berkualitas.
Bantuan akan disalurkan kepada anak-anak laki-laki dan perempuan di seluruh provinsi yang terdampak banjir.
Penilaian pendidikan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 367.000 anak usia sekolah tidak dapat melanjutkan pendidikan akibat banjir, dan lebih dari 1.800 sekolah mengalami kerusakan.
Dana ECW akan digunakan untuk rehabilitasi sekolah, pembangunan ruang belajar sementara, penyediaan materi belajar yang inklusif dan responsif gender, serta pemulihan fasilitas air dan sanitasi di sekolah-sekolah.
Langkah perlindungan bagi anak juga akan diterapkan secara terpadu.
Intervensi ini merupakan bagian dari dukungan terhadap Rencana Tanggap Kemanusiaan Pakistan, serta melengkapi program Aksi Antisipatif ECW yang telah berjalan sebelumnya.
ECW bekerja bersama pemerintah, donor publik dan swasta, lembaga PBB, organisasi masyarakat sipil, serta pelaku bantuan kemanusiaan dan pembangunan untuk mendukung hasil pendidikan berkualitas bagi anak-anak terdampak krisis, termasuk pengungsi dan pengungsi internal.
Melalui pengumuman ini, ECW juga menyerukan dukungan lebih luas dari komunitas donor global agar dapat menjangkau lebih banyak anak dan remaja yang rentan di seluruh dunia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
