
Pantau - Sebanyak 22 orang tewas dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza pada Sabtu (22/11/2025), termasuk seorang komandan Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas. Serangan ini memicu kecaman keras dari Hamas yang menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata yang masih berlaku.
Hamas Desak Mediator Regional Bertindak
Serangan terbaru terjadi di permukiman Al-Zeitoun, timur Kota Gaza, dan menyebabkan puluhan orang lainnya luka-luka.
Hamas menyatakan kemarahannya kepada para mediator regional karena Israel tetap melakukan serangan meski gencatan senjata telah disepakati dan terus dipatuhi oleh faksi-faksi Palestina.
Hamas menuding ketidaktegasan para mediator dalam merespons pelanggaran tersebut dapat memicu keruntuhan kesepakatan yang rapuh.
Mereka meminta intervensi cepat untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mempertahankan komitmen terhadap gencatan senjata.
Gencatan Senjata Terancam, Situasi Makin Tegang
Hamas memperingatkan bahwa serangan Israel yang terus berlanjut, ditambah dengan tekanan lambat dari Amerika Serikat terhadap Israel, berpotensi menciptakan kekacauan yang lebih luas.
Meski tetap menyatakan komitmen terhadap gencatan senjata, Hamas menegaskan bahwa situasi di lapangan semakin tidak stabil akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.
Ratusan Tewas Sejak Oktober, Ribuan Terluka
Menurut data dari otoritas kesehatan di Gaza, sejak dimulainya gencatan senjata pada Oktober 2025, serangan militer Israel telah menewaskan 318 orang dan melukai 788 lainnya.
Sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas tercatat mencapai 69.733 orang, sementara korban luka mencapai 170.863 orang.
- Penulis :
- Gerry Eka








