
Pantau - Presiden Lebanon, Joseph Aoun, menyatakan bahwa negosiasi antara Lebanon dan Israel akan dilanjutkan pada 19 Desember 2025 guna mengimplementasikan perjanjian gencatan senjata yang telah dicapai sebelumnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Aoun dalam rapat Kabinet di Istana Baabda, Beirut, pada Kamis, 4 Desember 2025.
Delegasi dan Lokasi Pertemuan Perdana
Negosiasi ini akan dipimpin oleh delegasi Lebanon yang diketuai mantan duta besar untuk Washington, Simon Karam, dan delegasi Israel yang dipimpin oleh direktur senior kebijakan luar negeri Dewan Keamanan Nasional Israel, Uri Resnick.
Pertemuan komite pemantau gencatan senjata pertama telah berlangsung di Naqoura, Lebanon selatan, pada Rabu, 3 Desember 2025.
Aoun menyampaikan bahwa sesi pertama belum menghasilkan kemajuan signifikan.
"Jelas sekali bahwa sesi pertama tidak akan terlalu produktif, tetapi ini membuka jalan bagi sesi-sesi mendatang yang akan dimulai pada tanggal 19 bulan ini", ujarnya.
Bahasa Negosiasi Diutamakan, Serangan Israel Terus Berlanjut
Menurut pernyataan resmi kepresidenan, Aoun menegaskan pentingnya mengutamakan diplomasi dalam menyelesaikan konflik.
"Bahasa negosiasi harus diutamakan daripada bahasa perang", ia menekankan.
Simon Karam dipilih sebagai ketua delegasi karena statusnya sebagai tokoh sipil yang dihormati, setelah melalui konsultasi antara Presiden Aoun, Ketua Parlemen Nabih Berri, dan Perdana Menteri Nawaf Salam.
Gencatan senjata antara Tel Aviv dan Beirut sebelumnya dicapai pada November 2024 setelah lebih dari satu tahun serangan akibat konflik di Jalur Gaza.
Konflik tersebut menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai 17.000 lainnya.
Namun, sejak gencatan senjata diberlakukan, tercatat telah terjadi 1.038 serangan oleh Israel, yang menyebabkan sedikitnya 335 orang tewas dan 973 lainnya luka-luka, menurut data Kementerian Kesehatan Lebanon.
Berdasarkan perjanjian, tentara Israel seharusnya mundur sepenuhnya dari Lebanon selatan pada Januari 2025, namun hingga kini masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







