Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

AS Perpanjang Pembebasan Sanksi Proyek LNG Sakhalin 2, Jepang Tetap Bisa Impor Energi dari Rusia Hingga Juni 2026

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

AS Perpanjang Pembebasan Sanksi Proyek LNG Sakhalin 2, Jepang Tetap Bisa Impor Energi dari Rusia Hingga Juni 2026
Foto: (Sumber: Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent. ANTARA/Anadolu/py/am.)

Pantau - Departemen Keuangan Amerika Serikat memperpanjang pembebasan sanksi terhadap proyek minyak dan gas alam cair (LNG) Sakhalin 2 di Rusia Timur Jauh hingga 18 Juni 2026, memungkinkan perusahaan-perusahaan tetap memproses transaksi terkait proyek tersebut.

Langkah ini memberi kepastian bagi Jepang, salah satu sekutu utama AS, untuk terus menerima pasokan minyak mentah dan LNG dari proyek Sakhalin 2 selama enam bulan ke depan.

Jepang Masih Bergantung pada Pasokan Energi dari Sakhalin 2

Proyek Sakhalin 2 selama ini tidak sepenuhnya dikenai sanksi dalam rangka pembatasan terhadap Rusia, meskipun tekanan dari pemerintah AS terus meningkat terhadap sekutu-sekutunya, termasuk Jepang.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, sebelumnya telah meminta Jepang untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia, menyusul pertemuan dengan Menteri Keuangan Jepang saat itu, Katsunobu Kato, di Washington pada pertengahan Oktober 2025.

Pertemuan tersebut dilakukan di tengah upaya pemerintahan Presiden Donald Trump meningkatkan tekanan internasional guna mendorong perundingan damai untuk mengakhiri konflik di Ukraina.

Setelah pertemuan, Bessent menyampaikan melalui media sosial bahwa pihaknya berharap Jepang menghentikan pembelian energi dari Rusia sebagai bentuk dukungan terhadap tekanan ekonomi yang dikenakan pada Moskow.

Namun, Jepang hingga kini belum dapat menemukan pemasok LNG alternatif yang memadai dalam waktu dekat.

Kekhawatiran Jepang Soal Ketergantungan dan Stabilitas Pasokan

Pada tahun 2024, Jepang mengimpor sekitar 8,6 persen kebutuhan LNG dari Rusia, seluruhnya berasal dari proyek Sakhalin 2.

Dua perusahaan perdagangan besar Jepang, Mitsui & Co. dan Mitsubishi Corp., tercatat sebagai pemegang saham utama dalam proyek tersebut.

Seorang pejabat senior dari Kementerian Perindustrian Jepang di Tokyo menegaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor LNG dari Rusia tetap berlaku.

Namun, keterbatasan alternatif membuat pemerintah Jepang belum dapat sepenuhnya menghentikan ketergantungan tersebut.

Sejumlah pejabat dan perusahaan Jepang sempat menyatakan kekhawatiran bahwa jika pembebasan sanksi tidak diperpanjang, Jepang akan kesulitan menjamin pasokan energi yang stabil.

Kekhawatiran itu juga mencakup potensi kenaikan harga energi domestik akibat terbatasnya pasokan LNG.

Berbeda dengan LNG, Jepang tidak mengimpor minyak mentah dari Rusia sepanjang tahun sebelumnya, berdasarkan data resmi.

Meski demikian, dalam pembebasan sanksi terbaru ini, pemerintah AS tetap mengizinkan pengiriman minyak mentah dari Sakhalin 2 ke Jepang melalui jalur laut.

Penulis :
Aditya Yohan