
Pantau - Media-media di China dilaporkan meningkatkan pemberitaan yang mempertanyakan sejarah dan kedaulatan Jepang atas Prefektur Okinawa, seiring memburuknya hubungan diplomatik antara kedua negara.
Kantor berita Kyodo melaporkan pada Sabtu, 27 Desember 2025, bahwa analisis dari perusahaan intelijen media Meltwater menunjukkan lonjakan besar dalam jumlah artikel yang memuat istilah “Ryukyu” dan “kemerdekaan” sepanjang bulan November.
Narasi yang meragukan status Okinawa sebagai wilayah Jepang ini disebut meningkat sekitar 20 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dipicu Pernyataan Ancaman China ke Taiwan
Kenaikan tajam jumlah artikel terjadi terutama setelah 7 November 2025, yakni setelah pernyataan dari anggota parlemen Jepang, Sanae Takaichi, yang menyebut bahwa serangan China ke Taiwan dapat menjadi ancaman eksistensial bagi Jepang.
Pernyataan tersebut memicu reaksi media di China daratan dan Hong Kong, yang kemudian mulai menyoroti sejarah Okinawa sebagai kerajaan merdeka sebelum akhirnya berada di bawah kekuasaan Jepang.
Sekitar 30 artikel memuat narasi tersebut pada November tahun lalu, namun melonjak menjadi sekitar 600 artikel pada November tahun ini.
Global Times, tabloid yang berafiliasi dengan Partai Komunis China, bahkan menerbitkan editorial yang secara eksplisit mempertanyakan legitimasi pengembalian Okinawa ke Jepang melalui perjanjian dengan Amerika Serikat pada tahun 1972.
Jepang Didorong Aktif Hadapi Perang Narasi
Pakar keamanan siber dari Nakasone Peace Institute, Jun Osawa, menilai kampanye informasi ini sebagai upaya propaganda China untuk membentuk opini publik domestik.
Setelah konsolidasi opini di dalam negeri, China dapat mengambil posisi yang lebih tegas di panggung internasional terkait isu kedaulatan wilayah.
Osawa mengimbau pemerintah Jepang untuk merespons secara aktif narasi tersebut dalam berbagai bahasa agar dapat menjangkau masyarakat global.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan Jepang di ruang informasi global dan forum-forum internasional guna menghadapi pengaruh propaganda asing yang terus berkembang.
- Penulis :
- Gerry Eka







