billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Hukum

Kasus Percintaan Berujung Kekerasan, Begini Respons Kriminolog

Oleh khaliedmalvino
SHARE   :

Kasus Percintaan Berujung Kekerasan, Begini Respons Kriminolog
Pantau - Belakangan marak kasus kekerasan yang diawali dengan kisah percintaan. Sebut saja kisah cinta Mario Dandy Satrio dengan Agnes Gracia Hartanto yang terlibat kasus penganiayaan hingga mengakibatkan Cristalino David Ozora koma di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan.

Ada pula kasus mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang yang menjadi korban kekerasan pacarnya. Diketahui korban berinisal AS melaporkan pacarnya berinisial BJK atas tindakan penganiayaan bahkan ancaman ke korban.

Jika menggunakan bahasa milenial dan gen z, dua kasus di atas termasuk dalam toxic relationship. Namun, pandangan yang tak jauh berbeda juga disampaikan pakar kriminologi Universitas Indoensia (UI) Adrianus Meliala.

Ia menyebut, secara akademis tak ada istilah tersebut. Kemungkinan lebih mendekati adalah parasite-type relationship atau exploitative relationship. Ia juga menyampaikan, cara terbaik untuk mencegah parasite-type atau exploitative relationship itu adalah menghentikan hubungan.

"Secara akademis tidak ada. Yang kemungkinan mendekati adalah parasite-type relationship atau exploitative relationship. Cara terbaik adalah menghentikan hubungan dan meninggalkan pasangan. Namun tentunya, setiap orang punya pertimbangan masing-masing sehingga mau bertahan," ujarnya kepada Pantau.com, Selasa (28/2/2023).

Belum lama ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyebut, ada 10 persen laporan kekerasan dilaporkan berasal dari hubungan status kekasih.

"Data kekerasan pada perempuan sepanjang 2022 yang dilaporkan ke kami itu ada 10.000 jumlah korban kekerasan terhadap perempuan. Ternyata sebanyak 1.151 di antaranya pelakunya adalah pacar," ucap Eni Widiyanti, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan, Jumat (17/2/2023).

Eni menambahkan ada beberapa hal yang bisa menjadi tanda bahwa sebuah hubungan itu sudah berjalan tidak baik atau toxic. Salah satunya adalah tindakan posesif berlebihan yang dilakukan oleh kekasih.

"Posesif misalnya perempuan nggak boleh punya teman laki-laki lain. Kemudian akun medsosnya dilihatin terus, kalau ada nama laki-laki jadi temannya minta diblokir. Apalagi ada mantannya, langsung di-blok," ucapnya.

Hal tersebut bisa mengindikasikan sebuah hubungan yang toxic dan tidak baik, sehingga ke depannya kejadian itu bisa saja berakibat fatal hingga mengakibatkan kekerasan dalam hubungan.

Sosok orang tua sangat berperan besar dalam pencegahan kekerasan dalam hubungan anaknya. Bukan tanpa alasan, banyak sekali kejadian anak yang tidak ingin terbuka soal masalah yang ia hadapi kepada orangtuanya.

Hal ini terjadi karena pola asuh orangtua yang terkadang terlalu menghakimi anak hingga tidak saling terbuka satu sama lain.

"Misal punya anak perempuan lagi deket sama cowo, kalau orangtuanya galak, pasti anak nggak mau cerita. Kemudian lingkungan di luar keluarga juga harus dibuat seharmonis mungkin supaya anak bisa terbuka dan tercegah dari hubungan toxic yang mungkin dilakukan oleh pacar maupun calonnya," pungkasnya.
Penulis :
khaliedmalvino