
Pantau - Shane Lukas (19) menjadi saksi di persidangan untuk terdakwa Mario Dandy Satriyo (20) pada kasus penyiksaan terhadap David Ozora. Dia mengaku tidak melerai karena punya hutang budi.
"Kalau dari awal saudara niat melerai bisa apalagi sepertinya hadir. Saudara hubungan dengan Mario ini apa? Saudara takut atau memang anak buah apa gimana?" tanya hakim dalam persidangan di PN Jaksel, Jakarta Selatan, Selasa (4/7/2023).
"Ya memang pada saat itu saya juga takut sama Mario, Yang Mulia, saya segan sama Mario Yang Mulia," sambung Shane.
Lanjut Shane mengungkapkan, Mario memfasilitasi dirinya untuk menggunakan motor milik Mario. Namun, Shane mengaku ditabrak orang hingga motor tersebut rusak.
"Kenapa apa alasannya?" tanya hakim.
"Jadi pada saat masa lalu flashback ke belakang, saya pernah waktu itu nggak bisa sekolah, karena motor saya rusak. Saya difasilitasi motor sama Mario dipinjamin selama dua minggu," balas Shane kepada Hakim.
Kemudian, Shane mengucapkan, dirinya mencoba menjelaskan kejadian tersebut ke Mario. Namun, katanya, Mario marah-marah dan meminta ganti rugi.
"Saya jelasin ke Mario ngejelasin cuma Mario keburu marah. 'Udah lah nggak peduli gua, pokoknya lu balikin nggak usah pakai motor gua lagi'," ucap Shane kepada Hakim.
Lebih lanjutnya, Mario Dandy juga marah saat motor Harley-Davidsonnya rusak. Dia menyebut Mario menyalahkan Shane dan kembali meminta ganti rugi.
"Jadi atas dasar itu saudara nurut-nurut aja ?" tegas hakim.
"Ada lagi satu motornya, Yang Mulia. Pada saat di situ kan motornya dia lagi dipukulin anak-anak ramai-ramai, Yang Mulia, jadi kayak tonjok-tonjokan main-mainan gitu joknya. Itu dia marah lagi sama saya. 'Lu apain lagi motor gua lu nggak ada habisnya ngerusakin barang gua' kata dia gitu, Yang Mulia,'' tutur Shane menjelaskan kepada Hakim awal mulanya dia berutan budi kepada Mario.
"(Saya tanya) Kenapa Den? (dijawab) 'Ini jok gue sampai nggak bisa diturunin,' Harley-nya, Yang Mulia. 'Lu sanggup nggak emang gantinya?,' 'Berapa Den?'. 'Lu cek aja nih' disebutin lah waktu itu mereknya yang saya ingat nominal Rp 4,7 juta apa Rp 4,5 juta gitu, Yang Mulia. 'Yaudah Den, kasih gua waktu 2 minggu,' 'Nggak ada udah biarin lain kali nggak usah sentuh barang gua lagi'," lanjut Shane.
"Di situlah saya timbul kayak 'kenapa gitu ya gua lagi yang disalahin karena di situ bukan cuma gua ramai dan yang pakai Harley-nya bukan gua' dalam hati saya begitu, Yang Mulia," pungkasnya Shane ke Hakim.
Shane mengatakan sejak saat itulah dirinya selalu menuruti perintah Mario. Shane mengatakan dirinya merasa berutang budi dengan Mario.
"Atas dasar itu lah saudara akhirnya nurut-nurut aja? Menurut apa yang dikatakan Mario ?" tanya hakim.
"Iya, Yang Mulia," jawab Shane.
"Iya? Sekalipun itu salah?" timpal hakim.
"Iya, Yang Mulia, saya merasa kayak ada utang budi sama Mario gitu, Yang Mulia," jawab Shane.
"Kalau dari awal saudara niat melerai bisa apalagi sepertinya hadir. Saudara hubungan dengan Mario ini apa? Saudara takut atau memang anak buah apa gimana?" tanya hakim dalam persidangan di PN Jaksel, Jakarta Selatan, Selasa (4/7/2023).
"Ya memang pada saat itu saya juga takut sama Mario, Yang Mulia, saya segan sama Mario Yang Mulia," sambung Shane.
Lanjut Shane mengungkapkan, Mario memfasilitasi dirinya untuk menggunakan motor milik Mario. Namun, Shane mengaku ditabrak orang hingga motor tersebut rusak.
"Kenapa apa alasannya?" tanya hakim.
"Jadi pada saat masa lalu flashback ke belakang, saya pernah waktu itu nggak bisa sekolah, karena motor saya rusak. Saya difasilitasi motor sama Mario dipinjamin selama dua minggu," balas Shane kepada Hakim.
Kemudian, Shane mengucapkan, dirinya mencoba menjelaskan kejadian tersebut ke Mario. Namun, katanya, Mario marah-marah dan meminta ganti rugi.
"Saya jelasin ke Mario ngejelasin cuma Mario keburu marah. 'Udah lah nggak peduli gua, pokoknya lu balikin nggak usah pakai motor gua lagi'," ucap Shane kepada Hakim.
Lebih lanjutnya, Mario Dandy juga marah saat motor Harley-Davidsonnya rusak. Dia menyebut Mario menyalahkan Shane dan kembali meminta ganti rugi.
"Jadi atas dasar itu saudara nurut-nurut aja ?" tegas hakim.
"Ada lagi satu motornya, Yang Mulia. Pada saat di situ kan motornya dia lagi dipukulin anak-anak ramai-ramai, Yang Mulia, jadi kayak tonjok-tonjokan main-mainan gitu joknya. Itu dia marah lagi sama saya. 'Lu apain lagi motor gua lu nggak ada habisnya ngerusakin barang gua' kata dia gitu, Yang Mulia,'' tutur Shane menjelaskan kepada Hakim awal mulanya dia berutan budi kepada Mario.
"(Saya tanya) Kenapa Den? (dijawab) 'Ini jok gue sampai nggak bisa diturunin,' Harley-nya, Yang Mulia. 'Lu sanggup nggak emang gantinya?,' 'Berapa Den?'. 'Lu cek aja nih' disebutin lah waktu itu mereknya yang saya ingat nominal Rp 4,7 juta apa Rp 4,5 juta gitu, Yang Mulia. 'Yaudah Den, kasih gua waktu 2 minggu,' 'Nggak ada udah biarin lain kali nggak usah sentuh barang gua lagi'," lanjut Shane.
"Di situlah saya timbul kayak 'kenapa gitu ya gua lagi yang disalahin karena di situ bukan cuma gua ramai dan yang pakai Harley-nya bukan gua' dalam hati saya begitu, Yang Mulia," pungkasnya Shane ke Hakim.
Shane mengatakan sejak saat itulah dirinya selalu menuruti perintah Mario. Shane mengatakan dirinya merasa berutang budi dengan Mario.
"Atas dasar itu lah saudara akhirnya nurut-nurut aja? Menurut apa yang dikatakan Mario ?" tanya hakim.
"Iya, Yang Mulia," jawab Shane.
"Iya? Sekalipun itu salah?" timpal hakim.
"Iya, Yang Mulia, saya merasa kayak ada utang budi sama Mario gitu, Yang Mulia," jawab Shane.
- Penulis :
- Sofian Faiq