Pantau Flash
HOME  ⁄  Hukum

Polisi Tangkap Bandar Tembakau Sintetis di Kota Bekasi

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Polisi Tangkap Bandar Tembakau Sintetis di Kota Bekasi
Foto: ilustrasi narkoba - (freepik)

Pantau - Kapolres Metro Bekasi Komisaris Besar Twedy Aditya Benyahdi mengungkap pihaknya berhasil menangkap produsen narkotika jenis tembakau sintetis berinisial JJ (29) di sebuah apartemen Kota Bekasi, Jawa Barat.

Lanjutnya, JJ merupakan warga Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, yang menjual narkoba sintetis di Instagram. Penangkapan JJ hasil pengembangan informasi ditambah pengakuan sejumlah tersangka kasus penyalahgunaan narkotika yang sudah ditangkap.

"Dari hasil penyelidikan diketahui jika terduga pelaku JJ ini menyewa sebuah kamar apartemen yang ada di wilayah Kota Bekasi,'' ungkap Twedy dalam keterangannya, Kamis (26/10/2023).

"Untuk dijadikan tempat produksi narkotika jenis sintetis dari bahan baku menjadi siap jual," sambungnya.

Petugas berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dari penangkapan JJ antara lain tembakau sintetis siap jual seberat 117,10 gram, bahan baku tembakau 75,90 gram, tembakau biasa 125,4 gram, serta tembakau aroma 615,8 1 gram.

Kemudian satu mangkok kaca, satu toples bening, dua semprotan warna merah dan putih, satu plastik kemasan makanan ringan, satu plastik bening besar, satu set kertas papir, serta tiga botol alkohol ukuran satu liter.

"Pemasaran penjualan melalui media online Instagram lalu barang tersebut akan ditaruh di titik tertentu, disesuaikan dengan maps agar pembeli mudah mendapatkan namun tetap tersembunyi," jelasnya.

Twedy mengaku selain mengamankan JJ, dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sejak pertengahan September hingga awal Oktober 2023, petugas berhasil mengamankan lima pelaku penyalahgunaan narkotika lain dari sejumlah lokasi.

Mereka adalah FJ (37), IFU (28), JC (29), MM (30), serta I (36). Dari tangan keenam pelaku termasuk JJ, polisi mengamankan berbagai jenis narkotika seperti ganja, sabu, dan tembakau sintetis dengan nilai mencapai Rp4,4 miliar.

"Mereka dijerat Pasal 114 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 dengan ancaman kurungan maksimal 20 tahun penjara," pungkasnya.

Penulis :
Sofian Faiq
Editor :
Sofian Faiq