Pantau - Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut, Iptu Aang Andi Suhandi, menyatakan bahwa sejak hari pertama Lebaran terjadi lonjakan arus kendaraan dari Bandung menuju Tasikmalaya dan Garut Kota, serta dari arah sebaliknya.
Sistem satu arah diterapkan untuk mengurai kepadatan kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan berat, di jalur Bandung-Garut dan Tasik-Garut.
Garut merupakan daerah perbatasan dengan Bandung dan menjadi jalur perlintasan menuju Tasikmalaya serta objek wisata di Pangandaran.
Kepadatan arus kendaraan di jalur utama Garut menyebabkan sistem satu arah diberlakukan sebanyak 13 kali sejak pagi hingga sore hari.
Titik-Titik Penerapan Sistem Satu Arah
Penerapan sistem satu arah dilakukan di beberapa titik strategis, termasuk Jalan Raya Limbangan-Malangbong yang memiliki titik hambatan seperti Pasar Limbangan, Lewo, Bandrek, Malangbong, dan persimpangan jalan.
Selain di jalur nasional, sistem satu arah juga diterapkan di jalur provinsi lintas Kadungora-Leles-Tarogong yang sering mengalami kepadatan saat arus mudik dan balik.
Penerapan sistem satu arah dilakukan secara bergiliran dengan koordinasi antara petugas di lapangan dari Polres Garut dan instansi terkait.
Sistem ini diterapkan jika terjadi kepadatan di satu titik dengan cara menarik laju kendaraan dari kedua arah secara bergantian.
Masyarakat diminta bersabar dan mematuhi petunjuk petugas di lapangan selama penerapan sistem satu arah agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Polres Garut menugaskan petugas untuk berjaga di sepanjang jalur yang diberlakukan sistem satu arah.
Pada hari pertama Lebaran, sistem satu arah diterapkan sebanyak 23 kali di jalur Limbangan-Malangbong dan jalur Kadungora-Leles.
Titik-titik penerapan sistem satu arah pada hari pertama Lebaran meliputi wilayah Limbangan, Bandrek, Malangbong, Kadungora, dan Warung Peuteuy.
Sistem ini digunakan untuk menarik laju kendaraan yang menuju Bandung agar arus lalu lintas lebih lancar.
- Penulis :
- Pantau Community
