Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Sahrul Gunawan Beneran jadi Kutu Loncat Pindah Partai dari NasDem ke Golkar, ini Alasan dan Curhatnya “Si Jun”

Oleh Iqbal Firdaus
SHARE   :

Sahrul Gunawan Beneran jadi Kutu Loncat Pindah Partai dari NasDem ke Golkar, ini Alasan dan Curhatnya “Si Jun”

Pantau.comSahrul Gunawan, aktor dan penyanyi yang banting stir menjadi politisi Nasdem dan terpilih menjadi Wakil Bupati Bandung, akhirnya memilih angkat kaki dari partai besutan Surya Paloh ke Golkar yang saat ini dinahkodai oleh Airlangga Hartarto.

Indikasi Sahrul Gunawan hendak hengkang dari Nasdem, sebenarnya sudah terlihat beberapa bulan lalu di mana Sahrul kedapatan memakai jaket kuning Golkar dalam sebuah kegiatan.  

Foto Si Jun, nama peran dalam sebuah sinetron jadul yang melekat pada Sahrul Gunawan, beredar luas di media sosial dan sempat memantik polemik di internal Golkar khususnya Golkar Jawa Barat.

Kala itu, Si Jun menampik semua prespektif publik, membantah semua sangka dan duga kepada dirinya. Dalam berbagai kesempatan, politisi “baby face” ini  menerangkan bahwasanya ia buka “kutu loncat” dan masih setia dengan partai “Surya Paloh”.

Namun, kini Si Jun berani terang-terangan menyatakan pindah partai dari Nasdem ke Partai Golkar. Mau tahu alasan sekaligus curhatan hatinya? 

Kepada wartawan, Sahrul mengaku  dirinya merasa  hanya outsider usai menjabat dan menjalankan tugas serta fungsinya sebagai Wakil Bupati Bandung, paska dilantik dalam kurun waktu 10 bulan sampai 1 tahun.

"Iya ini hasil dari perenungan panjang saya kurang lebih 10 bulan hampir setahun setelah dilantik," kata Sahrul saat dihubungi wartawan, Jumat, 18 Maret 2022.

Si Jun menilai dirinya sebagai produk politik saat menjabat sebagai Wakil Bupati Bandung sehingga memerlukan back up politik karena saat memimpin Kabupaten Bandung, hal ini sangat mutlak diperlukannya.

Sahrul merasa dirinya seperti orang luar di dalam pemerintahan Kabupaten Bandung, karena tidak memiliki back up politik yang menyebabkan aspirasi yang ingin diperjuangkan mandek alias tidak bisa laksanakan.

"Ini karena apa, karena saya tidak punya back up politik jadi aspirasi juga tidak ada yang memang bisa saya perjuangkan untuk masyarakat," ucap Sahrul.

Bahkan, Sahrul mengaku tidak banyak dilibatkan dalam kegiatan atau program yang dikerjakan pemerintah daerah. 

"Saya banyak tidak ada dilibatkan. Jangankan ketua LPTQ, ketua kepemudaan yang didapatkan Kang Gun Gun sebelumnya sama sekali tidak ada," ungkapnya.

"Dalam (tugas) pelaksanaannya sentralistik saja, nggak ada dan sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa saya tumpahkan. Itu yang menjadi problem sehingga akhirnya saya merasa saya perlu berada di wadah yang bisa memperjuangkan keinginan saya tersebut," tuturnya.

Setali tiga uang, Sahhrul mengaku kesulitan berkomunikasi dengan Bupati Bandung yang menjadi pasangannya, termasuk partai koalisi yang mendukung dirinya.

"Bukan (tidak terakomodir), jadi kesulitan komunikasi kali ya," katanya.

Disisi lain, Si Jun menceritakan bahwasanya dirinya belum mampu memahami peta politik sekaligus jalannya sistem pemerintahan daerah yang kini diemban olehnya.

"Ketika saya masuk sebagai wakil bupati saya tidak bisa sendirian dan mungkin karena ketidakmampuan saya di dalam memahami peta politik yang ada di Kabupaten Bandung, saya dengan semangat ingin berkontribusi, dengan saya yang tidak ada background pemerintahan atau birokrasi," ucapnya.

"Saya sadar betul posisi saya sebagai wakil karena yang saya lakukan mengurai permasalahan ujungnya adalah policy yang dibuat beliau (bupati). Namun saya merasa menjadi outsider di dalam sistem," pungkasnya. (HIL)

Penulis :
Iqbal Firdaus