
Pantau - Kematian Asra Panahi (16), siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Iran, memicu kemarahan publik.
Panahi diduga dipukuli hingga tewas oleh pasukan keamanan karena menolak menyanyikan lagu pro rezim dalam penggerebekan sekolah pada Jumat (14/10/2022).
Kematian Panahi semakin memicu kemarahan di mana sebelumnya warga memprotes keras usai kematian Jina Mahsa Amini (22) setelah ditangkap polisi moral Iran di Teheran karena dianggap melanggar aturan berpakaian ketat.
Negara mayoritas berpenduduk Syiah itu kini menghadapi protes massal anti-rezim di sejumlah wilayah negeri.
Dewan Koordinasi Asosiasi Perdagangan Guru Iran menyatakan bahwa Asra Panahi menolak menyanyikan lagu yang berlirik untuk memuji pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Atas aksinya tersebut beberapa siswi ikut dipukuli oleh petugas keamanan dan dibawa ke rumah sakit karena luka yang mereka derita, dilansir The Guardian, Selasa (18/10/2022).
Ada laporan yang mengatakan bahwa petugas keamanan juga menangkap sebagian murid.
Para pejabat Iran membantah bahwa pasukan keamanan melakukan pemukulan hingga menewaskan Panahi.
Tidak lama orang yang mengaku sebagai pamannya muncul di kantor berita yang dekat dengan Korps Pengawal Revolusi Iran mengklaim bahwa kematian Asra Panahi dikarenakan kondisi jantung bawaan.
Namun, klaim itu seakan terbantahkan setelah tangkapan layar beredar di internet dan menunjukkan bahwa Asra Panahi merupakan seorang atlet. Saat usia 12 tahun, Panahi berhasil menjadi juara ketiga kompetisi renang di provinsinya.
Sedangkan kematian Asra Panahi telah menyulutkan berbagai protes di sejumlah wilayah.
[Laporan Kaorie Zeto Hapki]
Panahi diduga dipukuli hingga tewas oleh pasukan keamanan karena menolak menyanyikan lagu pro rezim dalam penggerebekan sekolah pada Jumat (14/10/2022).
Kematian Panahi semakin memicu kemarahan di mana sebelumnya warga memprotes keras usai kematian Jina Mahsa Amini (22) setelah ditangkap polisi moral Iran di Teheran karena dianggap melanggar aturan berpakaian ketat.
Negara mayoritas berpenduduk Syiah itu kini menghadapi protes massal anti-rezim di sejumlah wilayah negeri.
Dewan Koordinasi Asosiasi Perdagangan Guru Iran menyatakan bahwa Asra Panahi menolak menyanyikan lagu yang berlirik untuk memuji pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Atas aksinya tersebut beberapa siswi ikut dipukuli oleh petugas keamanan dan dibawa ke rumah sakit karena luka yang mereka derita, dilansir The Guardian, Selasa (18/10/2022).
Ada laporan yang mengatakan bahwa petugas keamanan juga menangkap sebagian murid.
Para pejabat Iran membantah bahwa pasukan keamanan melakukan pemukulan hingga menewaskan Panahi.
Tidak lama orang yang mengaku sebagai pamannya muncul di kantor berita yang dekat dengan Korps Pengawal Revolusi Iran mengklaim bahwa kematian Asra Panahi dikarenakan kondisi jantung bawaan.
Namun, klaim itu seakan terbantahkan setelah tangkapan layar beredar di internet dan menunjukkan bahwa Asra Panahi merupakan seorang atlet. Saat usia 12 tahun, Panahi berhasil menjadi juara ketiga kompetisi renang di provinsinya.
Sedangkan kematian Asra Panahi telah menyulutkan berbagai protes di sejumlah wilayah.
[Laporan Kaorie Zeto Hapki]
- Penulis :
- Aries Setiawan