
Pantau - Jelang Lebaran 2023, kasus COVID-19 di 2 negara tetangga Indonesia, yakni Singapura dan Malaysia mulai merangkak naik.
Tercatat, kasus harian COVID-19 di Singapura mencapai 4.000 kasus, naik drastis pada bulan sebelumnya hanya menyentuh di 1.400 kasus.
Menteri Kesehatan (Menkes) Singapura Ong Ye Kung menuturkan, lonjakan infeksi kasus harian COVID-19 dari 1.400 mencapai 4.000 kasus ini terjadi pada pekan lalu.
Dari informasi yang diperolehnya, 3 dari 10 kasus COVID-19 merupakan kasus reinfeksi alias pasien yang kembali terpapar COVID-19. Jumlah pasien reinfeksi ini meningkat 20 hingga 25 persen ketimbang gelombang sebelumnya.
"Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, naik dari 80 menjadi 220 selama sebulan terakhir. Penerimaan perawatan intensif juga tetap stabil dan rendah, dengan kurang dari 10 pasien pada satu waktu selama sebulan terakhir,” katanya, Senin (17/4/2023).
Menurutnya, meski jumlah kasus COVID-19 di negaranya melonjak, namun gejala yang ditimbulkan dinilai tidak lebih parah dari subvarian-subvarian sebelumnya.
Meski begitu, pihaknya tetap mendesak mitra komunitas dan dokter umum turut membantu melakukan edukasi dan mengedepankan protokol kesehatan seperti penggunaan masker jika merasakan gejala sakit serta melakukan vaksinasi rutin bagi kelompok usia rentan.
Sementara itu di Malaysia, pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit meningkat 17,6% pada bulan April. Sebagian besar kasus mempunyai gejala ringan sehingga tidak begitu membahayakan.
“Kematian diantara pasien yang tidak melakukan vaksinasi enam kali lebih tinggi dibanding yang telah melakukan vaksinasi booster,” Menkes Malaysia Zaliha Mustafa.
Data yang diperoleh pihak Kemenkes Malaysia mencatat, sejak awal 2023 hingga Selasa (11/4/2023), tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) COVID-19 sebesar 0,3 persen dibanding gelombang COVID-19 Delta yang CFR-nya lebih tinggi 2,1 persen.
Di mana, sebanyak 63,8 persen melibatkan pasien rentan usia di atas 60 tahun, sementara sekitar 90,7 persen merupakan pasien dengan penyakit bawaan.
“Kematian di antara pasien yang tidak divaksinasi enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang telah mendapatkan vaksin booster,” pungkasnya.
Tercatat, kasus harian COVID-19 di Singapura mencapai 4.000 kasus, naik drastis pada bulan sebelumnya hanya menyentuh di 1.400 kasus.
Menteri Kesehatan (Menkes) Singapura Ong Ye Kung menuturkan, lonjakan infeksi kasus harian COVID-19 dari 1.400 mencapai 4.000 kasus ini terjadi pada pekan lalu.
Dari informasi yang diperolehnya, 3 dari 10 kasus COVID-19 merupakan kasus reinfeksi alias pasien yang kembali terpapar COVID-19. Jumlah pasien reinfeksi ini meningkat 20 hingga 25 persen ketimbang gelombang sebelumnya.
"Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, naik dari 80 menjadi 220 selama sebulan terakhir. Penerimaan perawatan intensif juga tetap stabil dan rendah, dengan kurang dari 10 pasien pada satu waktu selama sebulan terakhir,” katanya, Senin (17/4/2023).
Menurutnya, meski jumlah kasus COVID-19 di negaranya melonjak, namun gejala yang ditimbulkan dinilai tidak lebih parah dari subvarian-subvarian sebelumnya.
Meski begitu, pihaknya tetap mendesak mitra komunitas dan dokter umum turut membantu melakukan edukasi dan mengedepankan protokol kesehatan seperti penggunaan masker jika merasakan gejala sakit serta melakukan vaksinasi rutin bagi kelompok usia rentan.
Sementara itu di Malaysia, pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit meningkat 17,6% pada bulan April. Sebagian besar kasus mempunyai gejala ringan sehingga tidak begitu membahayakan.
“Kematian diantara pasien yang tidak melakukan vaksinasi enam kali lebih tinggi dibanding yang telah melakukan vaksinasi booster,” Menkes Malaysia Zaliha Mustafa.
Data yang diperoleh pihak Kemenkes Malaysia mencatat, sejak awal 2023 hingga Selasa (11/4/2023), tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) COVID-19 sebesar 0,3 persen dibanding gelombang COVID-19 Delta yang CFR-nya lebih tinggi 2,1 persen.
Di mana, sebanyak 63,8 persen melibatkan pasien rentan usia di atas 60 tahun, sementara sekitar 90,7 persen merupakan pasien dengan penyakit bawaan.
“Kematian di antara pasien yang tidak divaksinasi enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang telah mendapatkan vaksin booster,” pungkasnya.
- Penulis :
- khaliedmalvino