
Pantau - Organisasi relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengungkapkan, kondisi di jalur Gaza saat ini sangat memprihatinkan.
“Kondisi sangat memprihatin sekali serta kekurangan obat-obatan, makanan dan minuman serba kurang,” kata Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad, Minggu (12/11/2023).
Ia membeberkan, kondisi di Gaza semakin parah setelah listrik padam. Bahkan, sekitar 15.000 orang masih berupaya mencari perlindungan.
“RS Indonesia mati lampu dan jumlah orang yang mencari perlindungan lebih kurang 15.000 orang,” paparnya.
Sarbini menyampaikan, relawan yang berada di Jalur Gaza belum bisa berkomunikasi hingga saat ini. Sejumlah bantuan yang disalurkan ke Gaza juga belum maksimal.
“Teman-teman belum bisa dikontak, bantuan sulit karena mesti ada jeda kemanusiaan yang memberikan ruang untuk distribusi bantuan,” kata Sarbini.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengungkapkan, RS Indonesia di Gaza kesulitan bahan bakar untuk menyalakan generator listrik.
Meski demikian, Kemenlu memastikan serangan Israel ke Gaza tidak mengenai RS Indonesia secara langsung. Namun, serangan tersebut mengenai wilayah sekitar Rumah Sakit.
Ia juga mengungkapkan, sebanyak tiga dari enam Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kota Gaza, Palestina akan segera dievakuasi.
“Hingga saat ini kondisi 6 WNI tersebut dalam keadaan selamat. 3 WNI akan segera dievakuasi, 3 lainnya memilih tinggal dengan alasan kemanusiaan,” Kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Muhammad Rodhi