
Pantau - Sebanyak 242 orang dilaporkan belum ditemukan atau hilang pascagempa magnitudo 7,6 di Prefektur Ishikawa, Jepang. Ribuan petugas penyelamat dari seluruh kawasan Jepang telah berjuang di wilayah Ishikawa untuk menjangkau ratusan orang pada komunitas-komunitas yang terdampak.
Melansir dari kantor berita AFP, pada Jumat (5/1/2024), dua wanita lanjut usia berhasil diselamatkan dari reruntuhan bangunan mereka di Wajima, salah satunya berkat seekor anjing pelacak bernama Jennifer.
"Saya sedang bersantai di Hari Tahun Baru ketika gempa terjadi. Semua kerabat saya ada di sana dan kami bersenang-senang," kata Hiroyuki Hamatani (53) kepada AFP di tengah mobil-mobil yang terbakar dan reruntuhan bangunan.
Seperti diketahui, Kota pelabuhan Wajima di Semenanjung Noto adalah salah satu kota yang paling parah terkena dampak gempa. Jepang berencana tidak menerima bantuan dari negara lain kecuali Amerika Serikat terkait bencana gempa bumi.
AS dan Jepang sedang mendiskusikan bagaimana dan kapan Pasukan AS akan berkoordinasi dengan Pasukan militer Jepang dalam upaya-upaya bantuan bencana di dalam dan sekitar semenanjung Noto, melansir dari Nikkei.
"Kami tidak menerima bantuan personel atau material apa pun saat ini mengingat situasi di lapangan dan upaya yang diperlukan untuk menerimanya," kata juru bicara utama Jepang Yoshimasa Hayashi pada Jumat (5/1/2024).
Gempa utama yang kuat, diikuti ratusan gempa susulan, melukai sedikitnya 330 orang, kata pemerintah setempat.
Sekitar 30.000 rumah tangga tidak mendapat aliran listrik di wilayah Ishikawa, dan 89.800 rumah di sana serta di dua wilayah tetangga tidak memiliki air.
Diberitakan sebelumnya, jumlah korban tewas imbas gempa bumi magnitudo 7,6 di Prefektur Ishikawa, Jepang, mencapai 84 orang dan puluhan orang masih belum ditemukan. Adapun hal jumlah korban tersebut diumumkan oleh pemerintah prefektur Ishikawa pada Kamis (4/1/2023).
Dilansir dari The Japan News, banyak orang diyakini terjebak di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa besar yang mencatat intensitas maksimum 7 pada skala seismik Jepang.
Penjaga Pantai Jepang melakukan pencarian dengan satu pesawat dan satu kapal patroli di lepas pantai Suzu di prefektur tersebut pada Kamis pagi, setelah adanya laporan bahwa orang-orang telah tersapu tsunami setelah diguncang gempa.
Pemerintah Kota Wajima mengatakan, pihaknya telah menerima 40 hingga 50 laporan tentang orang-orang yang terjebak di bawah bangunan yang runtuh, dan jumlah orang yang hilang diperkirakan akan meningkat.
Hingga Kamis pukul 10 pagi waktu setempat, sebanyak 223 rumah telah hancur atau rusak di Prefektur Ishikawa, Toyama dan Niigata.
Bahkan pasokan air terputus untuk 82.588 rumah tangga di Prefektur Ishikawa. Sebanyak 13.932 rumah tangga di prefektur Toyama dan Niigata juga tidak memiliki air bersih. Jalan-jalan lokal pun masih diblokir atau ditutup karena gempa.
Menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, 10 ruas Jalan Tol Noetsu yang menghubungkan Wajima, Prefektur Ishikawa, dan Tonami, Prefektur Toyama, ditutup untuk lalu lintas pada pukul 5 pagi hari Kamis, karena jalan yang runtuh dan faktor lainnya.
Tiga puluh ruas dari empat jalan raya nasional dan 50 ruas jalan prefektur dan jalan lainnya ditutup untuk lalu lintas di Prefektur Ishikawa, Toyama dan Niigata.
Sebagai informasi, Jepang dikenal sebagai negara yang sering mengalami bencana gempa bumi. JMA mencatat, ada sekitar 5.000 gempa bumi yang terjadi di Jepang tidak terdeteksi.
Dan data dari Japan Meteorological juga menyebutkan ada sekitar 3.800 gempa dengan magnitudo 3,0 hingga 3,9 terjadi per tahunnya. Kemudian, gempa dengan kekuatan 4,0 hingga 4,9 terjadi sebanyak 900 kasus dalam tahun.
Pada Mei 2023 lalu, gempa magnitudo 6,5 melanda Jepang. Gempa tersebut membuat satu orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Sumber: AFP/Nikkei/The Japan News
- Penulis :
- Sofian Faiq