Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Jam Tangan Rusak Peninggalan Bom Hiroshima Terjual hingga Rp400 Juta

Oleh Abdan Muflih
SHARE   :

Jam Tangan Rusak Peninggalan Bom Hiroshima Terjual hingga Rp400 Juta
Foto: Jam tangan peninggalan bom Hiroshima, Jepang (Tangkapan layar)

Pantau - Sebuah arloji yang meleleh saat peristiwa pengeboman Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945, telah terjual dengan harga lebih dari 31.000 dolar AS atau sekitar Rp483 Juta dalam sebuah lelang.

Menurut rumah lelang RR Auction, jam tangan tersebut membeku dalam waktu pada saat bom atom meledak di atas kota Jepang sekitar pukul 8:15 pagi, di mana merupakan hari-hari terakhir Perang Dunia II. 

Adapun tawaran yang menang dalam lelang yang berakhir pada Kamis (22/2/2024) adalah sebesar $31.113. Namun, pihak rumah lelang tidak menyebutkan nama dari pemenangnya.

Dikutip dari Japan Today, arloji tersebut ditemukan dari reruntuhan Hiroshima dan memberikan gambaran sekilas tentang kehancuran besar dari bom atom pertama yang diledakkan di atas sebuah kota.

Jam tangan kecil berwarna kuningan itu merupakan benda langka yang selamat dari zona ledakan, dilelang bersama dengan benda-benda bersejarah lainnya. 

Meskipun kristal arloji tersebut telah menjadi keruh akibat ledakan, jarum arloji tersebut masih menunjukkan waktu pada pukul 8:15 pagi di saat pesawat B-29 Enola Gay menjatuhkan bom atom "Little Boy".

Menurut RR Auction, arloji tersebut ditemukan oleh seorang tentara Inggris di reruntuhan kota ketika sedang dalam misi untuk menyediakan pasokan darurat dan menilai kebutuhan rekonstruksi pascakonflik di Balai Promosi Prefektur di Hiroshima.

"Kami sangat berharap bahwa karya berkualitas museum ini akan menjadi simbol pendidikan yang menyentuh, yang tidak hanya mengingatkan kita akan dampak perang, tetapi juga menggarisbawahi kemampuan destruktif yang sangat besar yang harus dihindari oleh umat manusia," ujar Bobby Livingston, wakil presiden eksekutif RR Auction. 

"Jam tangan ini, misalnya, menandai saat yang tepat ketika sejarah berubah selamanya," sambungnya.

[Sumber: Japan Today]

Penulis :
Abdan Muflih
Editor :
Firdha Riris