Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Komandan-Wakil dan 5 Anggota IRGC Tewas dalam Serangan Rudal di Konsulat Iran

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Komandan-Wakil dan 5 Anggota IRGC Tewas dalam Serangan Rudal di Konsulat Iran
Foto: Kondisi orang-orang di benteng bersejara, Damaskus, Suriah sedang membersihkan puing-puing akibat serangan rudal Israel - tangkapan layar/Antara/Xinhua/Ammar Safarjalani/aa

Pantau - Komandan tertinggi Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) serta 6 perwira lainnya tewas atas serangan rudal yang menargetkan konsulat Iran di kota Suriah, Damaskus. Serangan itu terjadi pada Senin (1/4) kemarin.

Dilansir dari Antara, Selasa (2/4/2024), sayap hubungan masyarakat IRGC mengumumkan telah tewas Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior Pasukan Quds IRGC di Suriah dan Lebanon. 

Lalu, wakilnya yakni Jenderal Hadi Haj Rahimi dan 5 anggota militer lainnya turut menjadi korban dalam serangan di sebuah gedung yang menjadi tempat tinggal bagian konsuler Kedutaan Besar Iran.

Telah diidentifikasi bahwa 5 korban lainnya ini adalah, Hossein Amanollahi, Seyyed Mahdi Jalalati, Mohsen Sadaqat, Ali Agha Babaei dan Syed Ali Salehi Rozbahani, semuanya anggota IRGC.

Pernyataan tersebut menyampaikan, bahwa Israel melakukan serangan "menyusul kekalahan yang tidak dapat diperbaiki melawan perlawanan Palestina", mengacu kepada serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Seperti diketahui pada serangan yang sudah memporak-porandakan Gaza tersebut telah merengut lebih dari 32.800 jiwa sejak 7 Oktober 2023.

Sebagai informasi, Zahedi merupakan seorang komandan veteran IRGC yang sebelumnya memimpin angkatan darat dan angkatan udara IRGC serta menjabat sebagai wakil komandan operasi militer IRGC.

Serangan rudal tersebut diketahui menargetkan gedung yang berfungsi sebagai departemen urusan konsuler Kedutaan Besar Iran serta kediaman duta besar Iran.

Pada serangan itu, dilaporkan bahwa kedutaan Besar Iran untuk Suriah Hossein Akbari beserta keluarga tidak mengalami kerusukan parah dan cidera.

Akbari mengatakan gedung itu diserang dengan jet tempur F-35 dan enam rudal. Akbari menegaskan, serangan itu melanggar konvensi internasional dan akan memberi "respon yang menentukan".

Radio Militer Israel, mengatakan bahwa Kedutaan Besar Iran bukan target dari serangan tersebut, namun sebuah gedung di dekatnya yang berfungsi sebagai markas militer IRGC di Damaskus dibom, tanpa mengakui bahwa serangan itu dilakukan oleh Tel Aviv (Israel).

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi pada pukul 5 sore waktu setempat serta menuduh Israel telah melakukan serangan dari Dataran Tinggi Golan.

Kementerian tersebut juga menambahkan bahwa pertahanan udaranya berhasil menjatuhkan beberapa rudal namun serangan tersebut menyebabkan "kehancuran total".

Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad, yang mengunjungi Kedutaan Besar Iran setelah serangan, mengkritik aksi tersebut serta menyebut bahwa "serangan teroris keji", dan menyalahkan Israel.

Dalam pembicaraan melalui telepon dengan Mekdad, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian menyatakan, serangan itu melanggar konvensi internasional dan memperingatkan Israel “harus bertanggung jawab atas konsekuensinya.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani juga mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa serangan itu bertentangan dengan Konvensi Wina 1961 dan Iran berhak untuk merespons pada waktu serta tempat yang dipilihnya.

Menurut laporan yang beredar, bahwa sebelumnya terdapat kehadiran para pemimpin senior Palestina di gedung yang menjadi sasaran, termasuk pemimpin Jihad Islam Ziad Al-Nakhaleh.

Nakhaleh dan ketua Hamas Ismail Haniyeh berada di Teheran pad awal pekan ini guna mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin senior Iran.

Laporan: Kaorie Zeto Hapki

Penulis :
Sofian Faiq