Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Klaim Negara Demokrasi, Israel Tutupi Kejahatan Perang di Palestina

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Klaim Negara Demokrasi, Israel Tutupi Kejahatan Perang di Palestina
Foto: Asap tebal membumbung tinggi di udara menyusul operasi darat Israel di Kota Rafah, Gaza, Palestina, Senin (6/5/2024) waktu setempat. (Anadolu Agency/Getty Images)

Pantau - Pengamat Timur Tengah, Dina Sulaeman menilai, Israel sedang mengklaim dirinya sebagai negara demokrasi, namun pada faktanya tidak. Dia juga menyoroti sikap Israel yang hendak menutupi kejahatan perang pasca-serangan di Kota Rafah, Senin (6/5/2024).

"Ini menunjukkan setidaknya 2 hal. Pertama, Israel bukan negara demokrasi seperti sering mereka klaim selama ini. Lalu yang kedua, Israel ingin menutupi kejahatan perang yang kemungkinan akan dilakukannya dalam waktu dekat, yaitu serangan darat ke Rafah," tutur Dina kepada Pantau.com, dikutip Rabu (7/5/2024).

Sebelumnya pada Minggu (5/5/2024), pemerintah Israel dengan suara bulat memutuskan menutup kantor lokal Al Jazeera, dan menghentikan operasi saluran berita itu di Israel karena dianggap membahayakan keamanan.

“Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kami dengan tegas menentang keputusan apa pun yang membatasi kebebasan pers. Pers yang bebas, memberikan layanan yang sangat berharga untuk memastikan masyarakat mendapat informasi dan dilibatkan,” kata Dujarric.

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi segera menandatangani perintah untuk menutup kantor Al Jazeera di Israel, menyita peralatan siarannya, memblokir situsnya dan memutus saluran penyiaran itu dari perusahaan-perusahaan kabel dan satelit.

Karhi kemudian mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan otoritas Israel menggerebek kantor Al Jazeera di Yerusalem. Ia menambahkan, petugas telah menyita sebagian peralatan saluran di kantor tersebut.

Jaringan berita yang berbasis di Qatar tersebut mengecam keras tindakan Israel yang melanggar hak asasi manusia dan hak dasar untuk mengakses informasi, serta menegaskan haknya untuk terus memberikan berita kepada pemirsanya.

Diberitakan, sedikitnya 22 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel yang dilancarkan pada malam hari di Rafah, Jalur Gaza selatan, demikian disampaikan sumber keamanan dan medis Palestina pada Senin (6/5/2024).

Sejumlah sumber keamanan mengatakan kepada Xinhua bahwa pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 12 serangan dalam semalam di berbagai wilayah Kota Rafah di sebelah selatan jauh Gaza. Penyerangan intensif tersebut menargetkan sejumlah rumah tempat tinggal dan lahan pertanian, kata sumber tersebut.

Sementara itu, sejumlah sumber medis mengatakan kepada Xinhua bahwa aksi pengeboman tersebut menyebabkan kematian 22 warga Palestina, termasuk 10 anak dan lima wanita. Beberapa lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit kota itu untuk menjalani perawatan.  

Israel menganggap Rafah sebagai benteng besar terakhir Hamas di Jalur Gaza. Terletak di bagian paling selatan Jalur Gaza, Rafah menampung sekitar 1,4 juta warga Palestina.

Tentara Israel pada Senin memerintahkan warga Palestina untuk mengungsi dari Rafah timur sebagai persiapan untuk serangan yang direncanakan di daerah tersebut.

Israel melancarkan serangan skala besar terhadap Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyusul serangan mendadak Hamas di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Penulis :
Khalied Malvino