
Pantau - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Amerika Serikat (AS) mengharapkan tak ada perubahan mendasar di bawah pemerintahan presiden baru Iran.
Kandidat reformis sekaligus mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Masoud Pezeshkian menang Pilpres putaran kedua Iran pada 5 Juli 2024 dengan perolehan 53,7 persen suara, dan menjadi presiden ke-sembilan negara itu.
"Kami tidak berharap hasil pemilu ini akan menyebabkan perubahan mendasar pada arah dan kebijakan Iran. Pada akhirnya, bukan presiden yang memiliki keputusan akhir atas masa depan kebijakan Iran. Melainkan pemimpin tertinggi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller kepada wartawan, dikutip Rabu (10/7/2024).
"Tentu saja, jika presiden baru memiliki kewenangan untuk mengambil langkah-langkah guna membatasi program nuklir Iran, menghentikan pendanaan terorisme, menghentikan kegiatan-kegiatan yang mengganggu di kawasan, langkah-langkah itu akan sambut baik," kata Miller.
"Tapi tidak perlu dikatakan lagi, kami tidak memiliki harapan bahwa itulah yang kemungkinan besar akan terjadi." ucap Miller.
Pilpres Iran terjadi menyusul kecelakaan helikopter tragis di provinsi Azerbaijan Timur pada 19 Mei 2024 yang merenggut nyawa Presiden Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Hossein Amir-Abdollahian.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino