Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Orban Serahkan Rencana Penuntasan Konflik Rusia-Ukraina ke Uni Eropa

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Orban Serahkan Rencana Penuntasan Konflik Rusia-Ukraina ke Uni Eropa
Foto: Perdana Menteri (PM) Hungaria, Viktor Orban. (Getty Images)

Pantau - Perdana Menteri (PM) Hongaria, Viktor Orban telah menyerahkan rencana untuk menyelesaikan konflik di Ukraina dengan "tujuan dan tenggat waktu yang realistis" kepada para pemimpin Uni Eropa,

"Faktanya, kami sedang membicarakan rencana Orban, yang sekarang ada di meja semua perdana menteri UE. Penilaian realistis terhadap situasi, tujuan nyata, dan tenggat waktu adalah dasar pendekatan kami," kata direktur politik kantor perdana menteri Hongaria, Balazs Orban kepada surat kabar Magyar Nemzet, dikutip Selasa (16/7/2024).

"Peran Hongaria dalam proses perdamaian Ukraina seharusnya tidak dilebih-lebihkan atau diremehkan," sambungnya.

Ia menekankan Viktor Orban berhasil mengadakan pertemuan dalam waktu hanya dua pekan kepemimpinan negaranya di Uni Eropa (UE) yang sebelumnya ditunggu bertahun-tahun.

Budapest ingin mendedikasikan kepemimpinan UE untuk menciptakan kondisi bagi negosiasi perdamaian dan menyajikan "inisiatif politik" kepada Dewan UE.

Balazs Orban mengatakan PM Hongaria telah merinci perjalanannya baru-baru ini ke Ukraina, Rusia, dan China kepada para pemimpin UE. Ia juga bertemu dengan calon presiden AS Donald Trump di Florida pekan lalu.

"Perjalanan tersebut sangat penting karena saat ini negara ini adalah satu-satunya negara yang memiliki informasi segar dan spesifik tentang bagaimana pihak yang berperang dan mediator berpikir serta bagaimana memungkinkan untuk menavigasi berbagai kepentingan," jelas Balazs Orban.

Ia menyarankan bahwa jika Eropa serius tentang perdamaian di Ukraina, mereka harus membuat rencana yang memiliki "setidaknya peluang minimal untuk diimplementasikan."

Politico melaporkan beberapa waktu lalu, mengutip dua diplomat UE, bahwa negara-negara UE sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan langkah-langkah hukuman terhadap Hongaria.

Hal itu dilakukan dengan anggapan bahwa pemimpin Hongaria tersebut sudah menyimpang dan bepergian ke Moskow untuk berbicara dengan Presiden Vladimir Putin tanpa persetujuan Dewan.

Sumber: Sputnik-OANA

Penulis :
Khalied Malvino