
Pantau - Sebanyak 39 kandidat mengajukan nominasi untuk Pilpres Sri Lanka pada Kamis (15/8/2024), sementara negara pulau di Samudra Hindia ini bersiap-siap untuk pemungutan suara pada 21 September 2024 sebagai kunci untuk memetakan jalan keluar dari krisis keuangan yang melelahkan.
Pemilu Sri Lanka akan menjadi jajak pendapat besar pertama di Sri Lanka sejak negara ini kehabisan cadangan devisa, membuat ekonominya terjun bebas, hingga memaksa gagal membayar utang luar negerinya pada 2022.
"Kami yakin akan mendapatkan dukungan dari partai-partai politik, media, masyarakat sipil, dan publik untuk menyelenggarakan Pemilu yang damai dan transparan,” ujar Ketua KPU Sri Lanka, R.M. Ratnayake saat menerima berkas-berkas pencalonan, mengutip Reuters.
Baca juga: Sri Lanka Siap Gelar Pilpres 2024 pada September
Dua biksu Buddha, termasuk di antara 40 kandidat, salah satu yang terbanyak telah mendaftarkan diri ke KPU Sri Lanka untuk mengikuti Pemilu dan diikuti sekitar 17 juta pemilih di Sri Lanka.
Namun hanya 39 kandidat yang hadir di kantor KPU Sri Lanka untuk mengajukan berkas pencalonan dan meminta persetujuan kampanye Pilpres.
Presiden petahana Ranil Wickremesinghe, pemimpin oposisi Sajith Premadasa, dan anggota DPR Sri Lanka berhaluan Marxis, Anura Kumara Dissanayake, dinilai sebagai calon unggul.
Baca juga: Tayangan TV Sri Lanka Terputus saat Wickremesinghe akan Dilantik Jadi Presiden
Setelah dipilih parlemen pada Juli 2022, Wickremesinghe telah memimpin Sri Lanka melalui krisis keuangan terburuk dalam beberapa dekade, hingga memicu protes luas dan memaksa mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri.
Pendatang baru yang mengejutkan adalah Namal Rajapaksa (38) salah satu dari 225 anggota DPR Sri Lanka serta putra sulung dari presiden dua periode Mahinda Rajapaksa. Namal yang maju sebagai kandidat dari Partai Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP) mengantongi suara mayoritas di DPR Sri Lanka.
Pemenangnya harus menopang pemulihan ekonomi yang telah apuh, mengimplementasikan program empat tahun senilai 2,9 miliar Dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF), menyelesaikan restrukturisasi utang senilai 12,5 miliar Dolar AS, dan fokus untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sumber: Reuters
- Penulis :
- Khalied Malvino