
Pantau - Kremlin mengatakan pada Selasa (27/8/2024) bahwa tuduhan Prancis terhadap CEO Telegram Pavel Durov dianggap sebagai upaya untuk membatasi kebebasan berkomunikasi kecuali jika didukung dengan bukti.
Durov, miliarder Rusia, ditangkap di Prancis akhir pekan lalu sebagai bagian dari investigasi atas kejahatan terkait dugaan pelecehan seksual terhadap anak, perdagangan narkoba, hingga penipuan di platform tersebut. Reuters tak bisa menghubungi pengacara Durov.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuturkan kepada para wartawan bahwa Rusia siap untuk membantu Durov, tetapi kewarganegaraan Prancisnya membuat masalah ini menjadi lebih rumit. Durov juga memegang paspor UEA.
Baca juga: Bos Telegram Pavel Durov Masih Ditahan Polisi Prancis
Rusia sebelumnya berupaya memblokir Telegram dan menjatuhkan denda kepada perusahaan tersebut lantaran gagal menghapus konten ilegal.
Peskov mengatakan kasus Durov bisa dilihat sebagai intimidasi dan meragukan pernyataan Macron bahwa tidak ada motif politik dalam penahanan Durov.
Sumber: Reuters-Alarabiya
- Penulis :
- Khalied Malvino