
Pantau.com - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, pihaknya akan memotong semua sanksi yang diberikan Amerika Serikat. Khususnya, minyak dan sektor keuangan.
"Saya mengumumkan bahwa kami akan dengan bangga memotong sanksi Anda (AS) yang ilegal dan tidak adil karena itu melanggar peraturan internasional," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi, melansir AFP, Senin (5/11/2018).
"Kami berada dalam situasi perang ekonomi, menghadapi kekuatan bullying. Saya tidak berpikir bahwa dalam sejarah Amerika, seseorang telah memasuki Gedung Putih yang sangat bertentangan dengan hukum dan konvensi internasional," tambahnya.
Baca juga: Teriakan 'Mampuslah Amerika' Warnai Unjuk Rasa di Iran
Untuk diketahui, sanksi berat terhadap Iran adalah rentetan aksi Donald Trump. Sang Presiden sebelumnya secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran yang sudah ada sejak 2015 silam.
Dalam sanksinya, Amerika Serikat telah memberikan pengecualian sementara pada delapan negara. Termasuk India, Jepang dan Turki.
"Perhatikan apa yang kami lakukan. Perhatikan karena kami telah mengambil lebih banyak minyak mentah dari pasar daripada sebelumnya dalam sejarah sebelumnya," kata Menlu AS Mike Pompeo kepada CBS "Face the Nation".
Baca juga: Soal Sanksi Terhadap Saudi Terkait Pembunuhan Khashoggi, Ini Kata Menlu AS
AS sendiri mengatakan ingin kesepakatan baru dengan Iran yang mengekang intervensi di sekitar Timur Tengah dan program rudal. Namun hal itu telah ditolak mentah-mentah oleh Iran.
"Secara konstan mereka mengirimi kami pesan yang mengatakan 'Mari duduk dan bernegosiasi.' Negosiasi untuk apa? " kata Rouhani.
"Pertama, Anda menghormati negosiasi yang telah kami simpulkan, sehingga ada dasar untuk negosiasi berikutnya.
- Penulis :
- Widji Ananta