
Pantau - Pemerintah Lebanon melaporkan bahwa sebanyak 37 orang meninggal dunia dan ribuan lainnya terluka akibat dua ledakan besar yang mengguncang negara tersebut dalam dua hari terakhir. Ledakan tersebut terjadi di berbagai lokasi, menyasar perangkat elektronik komunikasi.
"Korban tewas akibat ledakan yang melanda perangkat komunikasi di Lebanon kini meningkat menjadi 37 orang, dengan ribuan lainnya mengalami luka-luka," kata Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Abiad, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (19/9/2024).
Gelombang pertama ledakan terjadi pada Selasa (17/9) malam, saat sejumlah perangkat elektronik, termasuk pager dan alat komunikasi lainnya, meledak secara bersamaan di berbagai titik di Lebanon. Ledakan itu menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan menyebabkan 2.323 orang terluka.
Pada hari berikutnya, ledakan kedua mengguncang negeri itu, kali ini menyasar perangkat walkie-talkie yang berada di beberapa lokasi. Akibatnya, 25 orang dilaporkan tewas, sementara 608 lainnya terluka.
Baca Juga:
Pakar UI: Serangan Terhadap Sistem Komunikasi di Lebanon adalah Tindakan Terorisme
"Insiden ini telah menyatukan warga Lebanon dalam menghadapi situasi darurat ini," ujar Al-Abiad dalam sebuah konferensi pers di Beirut.
Ia menambahkan bahwa ratusan petugas medis dan dokter segera dikerahkan untuk merawat para korban. Hingga saat ini, sebanyak 287 orang masih berada dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Sementara itu, kelompok Hizbullah Lebanon menuduh Israel berada di balik serangkaian ledakan tersebut dan bersumpah akan melakukan pembalasan. Namun, pemerintah Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini.
Situasi di Lebanon semakin memanas, dengan ketegangan antara Hizbullah dan Israel yang meningkat seiring dengan munculnya dugaan bahwa ledakan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan tersebut.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah










