Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Hizbullah Serang Tentara Israel, Sirene Bergema di Utara Lebanon

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Hizbullah Serang Tentara Israel, Sirene Bergema di Utara Lebanon
Foto: Asap akibat serangan udara Israel membubung di atas pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Selasa (8/10/2024). (Getty Images)

Pantau - Militan Hizbullah menyerang tentara Israel menggunakan peluru artileri dan roket dekat desa Labbouneh, Lebanon, pada Rabu (9/10/2024). Serangan ini dilakukan sehari setelah Israel mengklaim telah membunuh dua penerus pemimpin Hizbullah yang tewas.

Kelompok tersebut telah meluncurkan roket ke arah Israel selama setahun terakhir, seiring dengan konflik di Gaza, dan kini terlibat dalam bentrokan darat. Hizbullah menyatakan bahwa mereka berhasil memukul mundur pasukan Israel dalam serangan tersebut.

Militer Israel melaporkan bahwa tiga tentaranya mengalami luka parah pada Selasa dan Rabu dalam pertempuran di Lebanon selatan. Sirene berbunyi di utara Israel pada Rabu pagi, sementara Israel kembali melakukan pengeboman di pinggiran selatan Beirut semalam.

Konflik di Lebanon meningkat pesat dalam beberapa minggu terakhir, di mana Israel melakukan serangkaian pembunuhan terhadap pemimpin-pemimpin Hizbullah dan melancarkan operasi darat ke selatan Lebanon yang semakin meluas.

BACA JUGA: AS Pertanyakan Dukungan Hizbullah untuk Gencatan Senjata

Serangan udara Israel telah menyebabkan lebih dari 2.100 korban jiwa di Lebanon, dengan sebagian besar kematian terjadi dalam dua minggu terakhir, dan sekitar 1,2 juta orang mengungsi di seluruh negara.

Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan serangan udara Israel telah menewaskan dua penerus pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan di pinggiran selatan Beirut pada 27 September 2024.

Netanyahu tidak menyebutkan nama penerus tersebut, namun Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant menyebut nama Hashem Safieddine, yang diprediksi  akan menggantikan Nasrallah, kemungkinan telah "disingkirkan." Identitas pengganti kedua masih belum jelas.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menambahkan bahwa Israel mengetahui Safieddine berada di markas intelijen Hizbullah saat pesawat tempur membom lokasi tersebut minggu lalu, dan status Safieddine sedang "diperiksa. Ketika kami memiliki informasi lebih lanjut, kami akan menginformasikannya kepada publik."

BACA JUGA: Pimpinan Hizbullah Dukung Upaya Gencatan Senjata di Lebanon, Abaikan Gaza

Safieddine belum terdengar kabarnya sejak serangan itu. Wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan bahwa kemampuan kelompoknya tetap utuh meskipun mengalami "pukulan menyakitkan" akibat tekanan militer Israel yang meningkat.

Qassem juga mendukung upaya Ketua DPR Lebanon untuk mencapai gencatan senjata, tanpa menyebutkan syarat yang sering diulang bahwa gencatan senjata di Gaza harus tercapai terlebih dahulu sebelum Hizbullah meletakkan senjatanya. Kantor Netanyahu menolak mengomentari pernyataan Qassem.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS, Matthew Miller, menyatakan dalam konferensi pers di Washington bahwa Hizbullah telah "mengubah sikapnya dan menginginkan gencatan senjata" karena kelompok tersebut "sedang terdesak dan semakin terpukul" di medan perang. (REUTERS)

Penulis :
Khalied Malvino