Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kepala Cabang AstraZeneca China Diselidiki, Perusahaan Hadapi Tantangan Besar

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Kepala Cabang AstraZeneca China Diselidiki, Perusahaan Hadapi Tantangan Besar
Foto: Pengunjung mengunjungi stan AstraZeneca di Hangzhou, China, pada Rabu (30/10/2024). (Getty Images)

Pantau - Kepala cabang AstraZeneca China sedang dalam penyelidikan oleh otoritas Beijing. Presiden AstraZeneca China, Leon Wang sedang “bekerja sama dengan penyelidikan yang sedang berlangsung” sesuai pernyataan perusahaan pada Rabu (30/10/2024).

Perusahaan farmasi multinasional ini memastikan operasi di China tetap berjalan di bawah pimpinan Manajer Umum AstraZeneca China saat ini. 

Jika diperlukan, perusahaan akan sepenuhnya berkooperasi dalam penyelidikan tersebut. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China merujuk pertanyaan mengenai penyelidikan ini kepada “otoritas yang berwenang” pada Kamis (31/10/2024) tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Juru bicara Kemlu China, Lin Jian, menyatakan pihaknya menyambut baik investasi dan bisnis perusahaan asing serta akan melindungi hak dan kepentingan hukum mereka sesuai dengan hukum. China merupakan pasar kunci bagi AstraZeneca, pengembang vaksin Covid-19 yang banyak digunakan di seluruh dunia selama pandemi.

Baca juga: Karena Surplus, AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

Pada September 2024, perusahaan mengkonfirmasi beberapa karyawan di China sedang diselidiki setelah laporan menyebutkan mereka diperiksa terkait dugaan pengumpulan data ilegal dan impor obat.

Penyelidikan melibatkan lima pekerja dan mantan karyawan perusahaan yang semuanya berkewarganegaraan China, dan dipimpin oleh otoritas di kota Shenzhen, menurut Bloomberg.

Salah satu penyelidikan terkait pengumpulan data pasien yang diduga melanggar Undang-Undang (UU) privasi China, sementara penyelidikan lainnya berkaitan dengan impor obat kanker hati yang belum disetujui di daratan China.

Perusahaan yang berkantor pusat di Inggris ini memiliki sekitar 90.000 karyawan di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan global menghadapi lingkungan bisnis yang semakin sulit di China, dengan kelompok industri mengutip kurangnya transparansi mengenai undang-undang data dan penahanan karyawan yang berkepanjangan di negara tersebut.

Sumber: AFP

Penulis :
Khalied Malvino