Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

AS Perintahkan Pengerahan Aset Militer Tambahan ke Timur Tengah

Oleh Kaorie Zeto Hapki
SHARE   :

AS Perintahkan Pengerahan Aset Militer Tambahan ke Timur Tengah
Foto: Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd J. Austin III berbicara dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul, Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken. (Getty)

Pantau - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, telah memerintahkan pengerahan aset militer tambahan ke Timur Tengah, menurut pernyataan resmi dari Pentagon pada Jumat (1/11/2024).

Diketahui, Pengerahan ini mencakup kapal perusak pertahanan rudal balistik skuadron pesawat tempur, pesawat tanker, serta beberapa pesawat pengebom jarak jauh B-52 dari Angkatan Udara AS.

Juru bicara Pentagon, Pat Ryder, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga komitmen kami dalam melindungi warga dan pasukan AS di Timur Tengah, mendukung pertahanan Israel, serta mengurangi ketegangan melalui pencegahan dan diplomasi.

Baca Juga: Irak Protes Israel dan Amerika Serikat atas Serangan Udara di Wilayahnya

Pasukan tambahan ini dijadwalkan tiba dalam beberapa bulan mendatang, bersamaan dengan keberangkatan Kelompok Serang Kapal Induk USS Abraham Lincoln.

Pernyataan ini muncul di tengah laporan yang menyebutkan bahwa Iran sedang bersiap untuk menyerang Israel dari wilayah Irak dalam waktu dekat, kemungkinan sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November.

Ryder menambahkan bahwa pengerahan ini juga melanjutkan keputusan untuk menempatkan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Israel dan memperkuat kesiagaan Grup Ekspedisi Marinir Amfibi (ARG/MEU) di Mediterania Timur.

Amerika Serikat berkomitmen untuk mengambil "setiap tindakan yang diperlukan" untuk melindungi warganya jika Iran atau proksinya menargetkan personel atau kepentingan AS di kawasan tersebut.

Baca Juga: Pentagon: AS Siap Lindungi Israel dari Ancaman Iran

Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat setelah serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 43.200 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada Oktober 2023.

Israel juga melakukan serangan terhadap beberapa aset Iran sebagai respons terhadap serangan rudal oleh Teheran pada 1 Oktober. Serangan tersebut dilaporkan menargetkan fasilitas produksi rudal dan sistem pertahanan udara Iran.

Dengan situasi yang semakin memanas, perhatian dunia tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh AS dan negara-negara lain untuk meredakan ketegangan dan mendorong stabilitas di kawasan Timur Tengah.

Penulis :
Kaorie Zeto Hapki
Editor :
Kaorie Zeto Hapki