Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Warga Gaza Skeptis Pilpres AS Redam Eskalasi Konflik

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Warga Gaza Skeptis Pilpres AS Redam Eskalasi Konflik
Foto: Kehancuran besar di Beit Lahia, Jalur Gaza usai penarikan pasukan Israel. (Anadolu)

Pantau - Warga Palestina di Jalur Gaza skeptis terhadap hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS). Pasalnya, mereka yakin pergantian pemimpin tak akan menghentikan dukungan AS untuk Israel yang terus melancarkan serangan sejak 7 Oktober 2023.

Meski harapan tetap ada, banyak yang pesimis presiden baru mampu menghentikan genosida di Gaza. Jurnalis lokal Abdullah Mikdad menyatakan penduduk Gaza tak melihat adanya perubahan dalam sikap AS terhadap Israel, baik dipimpin Donald Trump maupun Kamala Harris.

“Yang penting bagi kami adalah presiden AS berikutnya memiliki visi untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina serta bekerja nyata untuk solusi dua negara,” ujarnya, seraya menyebut warga Gaza berharap lebih dari sekadar janji kosong.

Baca juga: Trump Unggul Sementara di Pilpres AS 2024 dengan 230 Electoral Votes, Harris 187

Warga lainnya, Khalid Abu Wafa, menegaskan perubahan berarti terasa mustahil, siapa pun pemenangnya. Dia menuturkan bahwa Gaza terus dihantui pemindahan paksa, perbatasan tertutup, dan krisis kebutuhan pokok.

“Kami lelah, kami ingin serangan ini berakhir,” katanya.

Ibrahim Abu Murassa, yang belakangan ini melarikan diri dari Gaza Utara, berharap kebijakan AS berubah dan mengurangi konflik di wilayah tersebut. Dia juga menganggap AS turut bertanggung jawab dalam krisis Gaza dan menilai kemenangan Trump mungkin bisa menahan eskalasi.

Baca juga: Analis Fox News: Trump Masih Dihantui Tragedi 6 Januari

AS secara konsisten mendukung serangan Israel, baik secara militer maupun diplomatik. Pengamat internasional menilai tanpa dukungan AS, operasi Israel akan sulit berlangsung.

Pilpres AS tahun ini mempertemukan mantan Presiden Donald Trump dengan capres Demokrat Kamala Harris, sementara jutaan warga AS akan menentukan presiden ke-47 negara tersebut.

Israel masih terus menggempur Gaza, menewaskan hampir 43.400 jiwa sejak Oktober 2023, dan kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). (Anadolu)

Penulis :
Khalied Malvino