
Pantau - Puluhan ribu warga menggelar aksi protes di Valencia, Spanyol Timur, Sabtu (9/11/2024), menuntut pertanggungjawaban pemerintah regional atas penanganan banjir yang telah menewaskan lebih dari 220 orang, menjadi salah satu bencana alam terburuk di Eropa dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam aksi terbaru terkait krisis ini, para demonstran memadati pusat kota, menuntut pengunduran diri pemimpin regional Carlos Mazon dan meneriakkan "Pembunuh!".
"Tangan kami berlumur lumpur, tangan kalian berlumur darah," bunyi salah satu spanduk.
Sebagian pengunjuk rasa bahkan membuang sepatu kotor di luar kantor pemerintahan, sementara beberapa lainnya melumuri gedung tersebut dengan lumpur.
Baca juga: Ngeri! 211 Mayat Ditemukan Pascabanjir Bandang di Spanyol
Warga yang terdampak menuduh Mazon terlambat memberikan peringatan, yaitu pada Selasa (29/10/2024) pukul 20.00 waktu setempat, saat banjir sudah melanda beberapa kota dan desa terdekat.
Mazon menyatakan akan mengeluarkan peringatan lebih awal seandainya mendapat informasi serius dari badan pemantau air. Namun, ia belum merespons permintaan komentar dari Reuters.
"Kami ingin menunjukkan kemarahan kami atas penanganan bencana yang buruk ini, yang berdampak pada banyak orang," ujar Anna Oliver, Presiden Accio Cultural del Pais Valenciano, salah satu dari 30 kelompok yang menyelenggarakan aksi tersebut.
Kendati aksi protes sebagian besar berlangsung damai, polisi sempat menindak pengunjuk rasa yang melemparkan batu, dan beberapa benda yang dilemparkan ke arah gedung dewan kota memicu kerusakan ringan.
Baca juga: Banjir Bandang di Valencia Spanyol Tewaskan 51 Orang!
Sejak Jumat (25/10/2024), layanan cuaca nasional telah memberikan peringatan badai, dan beberapa pemerintah lokal serta universitas di Valencia mengambil langkah proaktif dengan menutup fasilitas publik lebih awal dan mengimbau warga untuk tetap di rumah.
BMKG Spanyol, AEMET bahkan meningkatkan ancaman hujan deras ke tingkat peringatan merah pada Selasa (29/10/2024) pagi.
Hingga kini, hampir 80 orang masih dinyatakan hilang dalam banjir terburuk yang melanda Eropa sejak 1967, ketika banjir besar di Portugal menewaskan sekitar 500 orang. (Reuters)
- Penulis :
- Khalied Malvino