billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Ngeri! 211 Mayat Ditemukan Pascabanjir Bandang di Spanyol

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Ngeri! 211 Mayat Ditemukan Pascabanjir Bandang di Spanyol
Foto: Anggota Garda Sipil dan Unit Militer Darurat (UME) membantu upaya pencarian dan penyelamatan pascabanjir bandang melanda Kota Benetusser, Provinsi Valencia, Spanyol Timur, Sabtu (2/11/2024). (Getty Images)

Pantau - Sebanyak 211 mayat ditemukan pascabanjir bandang melanda Spanyol. Perdana Menteri (PM) Pedro Sanchez pada Sabtu (2/11/2024) menyebut banjir bandang ini sebagai "bencana alam terbesar dalam sejarah modern Spanyol."

Badai dahsyat pada Selasa (29/10/2024) memicu banjir bandang di Provinsi Valencia, memicu isolasi di sejumlah wilayah, dengan rumah dan garasi terendam lumpur serta puluhan warga dilaporkan hilang. Dalam pidato yang disiarkan dari Madrid, Sanchez mengakui upaya respons belum memadai.

“Layanan dasar kolaps, kota tertutup lumpur, dan orang-orang putus asa mencari keluarga mereka... Kita harus melakukan yang lebih baik,” tegasnya.

Untuk mempercepat penanganan, Sanchez mengumumkan pengerahan tambahan 5.000 personel militer, mencatat ini adalah mobilisasi militer terbesar selama masa damai di Spanyol.

Baca juga: Tewaskan 95 Orang, Pemerintah Spanyol Keluarkan Peringatan Badai Baru

Selain pasukan, pemerintah juga mengirimkan kapal besar berisi unit perumahan dan fasilitas medis ke pelabuhan Valencia.

Bantuan meliputi kendaraan jenazah, konvoi kemanusiaan, serta personel untuk memulihkan layanan dasar seperti jalan, listrik, dan air. Sebanyak 10.000 petugas polisi nasional dijadwalkan akan bergabung dalam operasi ini pada Minggu.

Data pemerintah menyebutkan, hingga saat ini pasukan telah menyelamatkan 4.800 orang dan membantu lebih dari 30.000 warga di rumah mereka. Namun, Sanchez menyatakan angka ini belum cukup mengingat besarnya bencana.

“Bantuan masih membutuhkan waktu untuk sampai ke lokasi yang sangat terdampak,” tambahnya.

Baca juga: Banjir Bandang di Valencia Spanyol Tewaskan 51 Orang!

Sementara itu, ribuan relawan terus berdatangan ke daerah bencana. Mereka membawa makanan, air, dan perlengkapan untuk membersihkan lumpur.

Namun, presiden regional Valencia, Carlos Mazon, pada Jumat secara kontroversial meminta relawan untuk kembali karena jumlah mereka yang membludak.

Pemerintah daerah kemudian melarang sebagian besar perjalanan di sekitar wilayah terdampak dan mendirikan pusat koordinasi bagi ribuan relawan.

Di lapangan, rasa syok dan duka warga mulai berganti dengan kemarahan. Kritikan banyak dilontarkan terkait keterlambatan pemerintah daerah dalam mengeluarkan peringatan darurat serta lamanya bantuan mencapai lokasi yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Valencia, kota terbesar ketiga di Spanyol.

Baca juga: Korban Banjir di Valencia Terus Bertambah, 95 Orang Meninggal Dunia

Beberapa politisi oposisi mendesak pemerintah pusat untuk segera menetapkan status keadaan darurat guna memperlancar upaya penanganan, sementara yang lain menuding kelalaian lembaga meteorologi Spanyol meski telah mengeluarkan peringatan merah pada Selasa.

"Akan ada waktu untuk menganalisis kesalahan, mengevaluasi respons kita, dan membahas pentingnya layanan publik, serta realitas perubahan iklim,"  tegas Sanchez.

Namun, ia menyerukan solidaritas nasional untuk bersatu melawan kehancuran akibat bencana ini.

“Kita harus bertindak sebagai satu negara bersatu, demi nyawa warga, martabat korban, dan masa depan wilayah kita,” ujarnya.

Baca juga: Badai Trami Hantam Filipina, 40 Korban Tewas dan Ribuan Terjebak Banjir

Setelah penilaian kerusakan selesai, bencana ini mungkin akan tercatat sebagai banjir terburuk di Eropa pada abad ini.

Di luar tragedi kemanusiaan, dampak pada infrastruktur di wilayah ini sangat parah. Jalur kereta api, jembatan, terowongan, dan sebagian jalan raya utama hancur.

Puing-puing dan gunungan kendaraan tampak berserakan di sepanjang kota, dengan kawasan industri, pusat perbelanjaan, dan rumah-rumah turut rusak parah.

Spanyol kini menghadapi tantangan berat untuk bangkit dari kehancuran ini, dengan harapan agar seluruh sumber daya yang dikerahkan dapat segera memulihkan wilayah yang terdampak. (Anadolu)

Penulis :
Khalied Malvino