Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Iran Bantah Tuduhan Rencana Pembunuhan Trump

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Iran Bantah Tuduhan Rencana Pembunuhan Trump
Foto: Donald Trump. IG Donald Trump

Pantau - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, membantah keras tuduhan Amerika Serikat bahwa Teheran terkait dengan dugaan rencana pembunuhan terhadap Presiden terpilih AS, Donald Trump. Dalam unggahannya di X, Araghchi menyatakan bahwa tuduhan ini tak berdasar dan menyebutnya sebagai upaya untuk memfitnah Iran.

“Skenario baru dibuat-buat, karena pembunuh tidak ada dalam kenyataan, penulis naskah didatangkan untuk membuat komedi kelas tiga,” ujarnya dalam unggahan yang dikutip oleh Reuters, Minggu (10/11/2024).

Araghchi juga menegaskan bahwa Iran menghormati keputusan rakyat Amerika Serikat yang telah memilih pemimpinnya. Ia menekankan pentingnya membangun hubungan yang didasari oleh saling menghormati antara kedua negara.

Baca juga: Abbas Ucapkan Selamat ke Trump, Perdamaian Gaza Dipertanyakan

“Rakyat Amerika telah membuat keputusan mereka. Dan Iran menghormati hak mereka untuk memilih Presiden pilihan mereka. Jalan ke depan juga merupakan sebuah pilihan. Itu dimulai dengan rasa hormat,” kata Araghchi.

Ia juga menekankan bahwa Iran tidak memiliki niatan untuk mengembangkan senjata nuklir, yang kerap menjadi salah satu sumber ketegangan antara Teheran dan Washington. Ia menyatakan bahwa kebijakan nuklir Iran didasarkan pada ajaran Islam dan keamanan nasional.

“Iran TIDAK mengejar senjata nuklir, titik. Ini adalah kebijakan yang didasarkan pada ajaran Islam dan perhitungan keamanan kami. Membangun kepercayaan diperlukan dari kedua belah pihak. Ini bukan jalan satu arah,” tegas Araghchi.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menyebut tuduhan tersebut sebagai rencana 'menjijikkan' yang dirancang oleh Israel dan kelompok oposisi Iran di luar negeri untuk memperkeruh hubungan Iran dan AS.

Analis politik di Teheran, Saeed Laylaz, memperkirakan kemungkinan terjadinya relaksasi dalam hubungan antara Iran dan AS di bawah kepemimpinan Trump.

“Iran akan bertindak berdasarkan kepentingannya sendiri. Ada kemungkinan pembicaraan rahasia antara Teheran dan Washington akan terjadi. Jika ancaman keamanan terhadap Republik Islam dihilangkan, apa pun mungkin terjadi,” kata Laylaz.

Kendati demikian, para pemimpin Iran tetap khawatir akan potensi konflik lebih luas di wilayah Timur Tengah, terutama karena ketegangan dengan Israel yang saat ini terlibat konflik dengan sekutu Iran di Gaza dan Lebanon.

Penulis :
Muhammad Rodhi