
Pantau - Seorang pejabat Hamas menuduh Israel belum mengajukan proposal serius untuk gencatan senjata sejak Ismail Haniyeh tewas dibunuh. Pejabat tersebut menegaskan bahwa Hamas siap melakukan gencatan senjata “segera.”
Pejabat senior Hamas, Dr. Basem Naim mengungkapkan dalam program "The World With Yalda Hakim" di Sky News bahwa upaya terakhir untuk kesepakatan gencatan senjata yang terdefinisi jelas terjadi pada 2 Juli 2024.
“Itu telah dibahas secara rinci, dan saya pikir kita hampir mencapai gencatan senjata yang bisa mengakhiri perang, menawarkan gencatan senjata permanen, penarikan total, dan pertukaran tahanan,” kata Naim.
“Sayangnya, (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu memilih jalan lain," sambungnya.
Seruan untuk Pemerintahan Baru AS
Naim mendesak pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah Donald Trump untuk mengambil langkah nyata dalam mengakhiri perang.
Baca juga: Hizbullah Tegaskan Belum Ada Proposal Resmi Gencatan Senjata
Dia menegaskan, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang merupakan tindakan yang tak disesali. Serangan tersebut memicu invasi Israel ke Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 43.000 korban jiwa dan ratusan ribu luka-luka.
Tuduhan Pembantaian
Naim menyatakan Israel bertanggung jawab atas “pembantaian besar-besaran” di Gaza. Ketika ditanya apakah Hamas turut bertanggung jawab akibat serangan 7 Oktober, ia menyebut tindakan tersebut sebagai “bela diri.”
“Ini seperti menuduh korban atas kejahatan agresor,” tambahnya.
Hak Membela Diri
Sebagai anggota Hamas sekaligus warga sipil Palestina, Naim mengatakan ia memiliki hak untuk hidup bebas dan bermartabat serta membela diri. Ketika ditanya apakah menyesali serangan tersebut, Naim menjawab:
“Apakah Anda percaya bahwa seorang tahanan yang mengetuk pintu atau mencoba keluar dari penjara harus menyesali usahanya untuk bebas? Ini adalah bagian dari martabat kami ... untuk membela diri dan anak-anak kami," ujarnya. (Arab News)
- Penulis :
- Khalied Malvino