
Pantau - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak China untuk memanfaatkan pengaruhnya dalam mencegah eskalasi perang Rusia di Ukraina yang melibatkan pasukan Korea Utara. Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT APEC di Lima, sebagaimana diungkapkan oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, Sabtu (18/11).
Menurut Sullivan, Biden menekankan pentingnya peran China untuk mencegah peningkatan konflik melalui keterlibatan lebih lanjut pasukan Korea Utara. "Presiden Biden menyampaikan bahwa Tiongkok memiliki kapasitas dan pengaruh untuk mencegah eskalasi lebih jauh, termasuk kehadiran lebih banyak pasukan Korea Utara," ujarnya dalam konferensi pers, sebagaimana dilansir dari The Korea Times.
Biden menyebut pengiriman pasukan Korea Utara ke medan perang sebagai ancaman serius, tidak hanya bagi Eropa tetapi juga Semenanjung Korea. "Kerja sama yang semakin erat antara Rusia dan Korea Utara meningkatkan risiko perilaku provokatif, termasuk uji coba rudal atau bahkan uji coba nuklir ketujuh, yang terus kami waspadai," tambah Sullivan.
Baca juga: Biden Siap Bertemu 'Empat Mata' dengan Xi Jinping di KTT APEC
Kerja Sama Rusia-Korea Utara Picu Kekhawatiran
Pasukan Korea Utara dilaporkan telah bergabung dalam operasi tempur di wilayah perbatasan Rusia, Kursk, melawan pasukan Ukraina. Langkah ini menjadi perhatian serius karena dianggap dapat memperluas konflik dan mengganggu stabilitas di Eropa serta kawasan Indo-Pasifik.
Kerja sama militer ini merupakan bagian dari perjanjian strategis yang ditandatangani Moskow dan Pyongyang pada Juni lalu. Perjanjian tersebut menghidupkan kembali aliansi era Perang Dingin, memungkinkan bantuan militer antara kedua negara jika terjadi invasi bersenjata.
Dialog AS-China Tekan Eskalasi
Pada awal KTT, Biden menegaskan pentingnya mengelola persaingan antara AS dan China agar tidak berkembang menjadi konflik. Xi Jinping juga menyoroti perlunya menjaga hubungan stabil demi kepentingan kedua negara dan dunia.
"Kita tidak boleh membiarkan persaingan berubah menjadi konflik," ujar Biden. Sementara Xi menambahkan bahwa stabilitas hubungan AS-China merupakan faktor kunci bagi masa depan umat manusia. Ia juga menentang konsep "decoupling" yang dapat mengganggu rantai pasok global.
Baca juga: Biden Hadiri KTT APEC dan G20, "Dihantui" Bayang-Bayang Trump
Kedua pemimpin juga membahas isu lain, termasuk sanksi perdagangan dan pendekatan terhadap teknologi sensitif. Xi menegaskan bahwa kerja sama saling menguntungkan adalah kunci untuk pembangunan bersama.
Pertemuan Penting dalam Sejarah Diplomatik
Pertemuan ini merupakan yang ketiga secara langsung antara Biden dan Xi sejak Biden menjabat pada 2021. Sebelumnya, kedua pemimpin bertemu di sela-sela KTT G20 di Bali pada 2022 dan KTT APEC di California pada 2023.
Diskusi ini menyoroti peran penting China dalam menyelesaikan berbagai tantangan global, termasuk stabilitas di Semenanjung Korea dan konflik di Ukraina, sambil memperkuat kerja sama bilateral di tengah ketegangan geopolitik.
Baca juga: Presiden Prabowo dan Presiden Biden Sepakat Perkuat Kemitraan Indonesia-AS
- Penulis :
- Latisha Asharani