Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Pilu Anak-anak Myanmar jadi Korban Utama Konflik dan Bencana

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Pilu Anak-anak Myanmar jadi Korban Utama Konflik dan Bencana
Foto: Anak-anak Rohingya berada di atas perahu saat berlabuh di perairan Labuhan Haji, Aceh Selatan, Aceh, Indonesia, Selasa (22/10/2024). (Getty Images)

Pantau - Ketika senyum anak-anak seharusnya menjadi simbol harapan, di Myanmar mereka justru menjadi korban paling rentan. 

Pasalnya, nyaris 40 persen dari 3,4 juta orang yang mengungsi akibat perang saudara dan cuaca ekstrem adalah anak-anak, menurut laporan UNICEF. Bayangkan kehidupan mereka yang hancur—tanpa rumah, pendidikan, dan rasa aman.

Sejak kudeta militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada 2021, Myanmar dilanda kekacauan. 

Konflik bersenjata yang brutal, diperparah oleh bencana seperti Topan Yagi yang menewaskan lebih dari 400 orang, hingga memaksa ratusan ribu lainnya meninggalkan rumah mereka, menciptakan krisis kemanusiaan yang mengerikan.

"Anak-anak menjadi korban paling menderita dalam konflik ini," ujar Deputi Direktur Eksekutif UNICEF, Ted Chaiban, melansir Arab News dan AFP, Kamis (21/1/2024).

Baca juga: 

Dia menyoroti, lebih dari 650 anak tewas atau terluka akibat kekerasan sepanjang tahun ini, sementara ratusan lainnya kehilangan akses ke fasilitas kesehatan dan pendidikan.

Kisah memilukan terus bertambah. Pada 15 November 2024, serangan udara menghantam kompleks gereja di negara bagian Kachin, tempat anak-anak bermain sepak bola.

Dilaporkan, 7 anak tewas dalam insiden itu, menambah panjang daftar tragedi yang menghantui negeri itu. Situasi semakin buruk dengan serangan-serangan terhadap fasilitas sipil seperti pemukiman, rumah sakit, dan sekolah.

"Nihil tempat aman bagi anak-anak di Myanmar," tutur Chaiban.

Konflik ini tak hanya merenggut nyawa. Serangan ini juga menghancurkan masa depan. Tanpa tindakan nyata, generasi muda Myanmar akan terus terjebak dalam siklus kekerasan dan kehilangan. Dunia tidak boleh berpaling. Anak-anak ini membutuhkan perlindungan sekarang.

Penulis :
Khalied Malvino