
Pantau - Israel kembali melancarkan serangan artileri intensif di Jalur Gaza, menghancurkan rumah dan kawasan permukiman dalam eskalasi konflik yang telah berlangsung selama 14 bulan.
Saksi mata melaporkan kepada Anadolu, serangan itu menargetkan Beit Lahia dan Jabalia di Gaza Utara, termasuk kamp pengungsi Jabalia.
Serangan serupa juga terjadi di Zeitoun, Tel al-Hawa, dan Al-Sabra di Gaza Timur dan Tenggara, berlangsung selama lebih dari 4 jam pada Selasa (26/11/2024) dini hari. Di Gaza Tengah, kamp pengungsi Bureij dan Nuseirat turut menjadi sasaran gempuran hebat.
Baca juga: Setengah Juta Warga Gaza Terancam Terendam Limbah saat Hujan Turun
Sementara itu, di Rafah, Gaza Selatan, Israel menghancurkan beberapa bangunan di lingkungan al-Jneinah. Serangan semalam yang mematikan ini mengakibatkan 12 orang tewas dan banyak lainnya luka-luka, menurut sumber setempat.
Perang yang dilancarkan Israel sejak serangan Hamas pada Oktober 2023 menewaskan lebih dari 44.230 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 104.600 lainnya.
Serangan yang kini memasuki tahun kedua memicu kecaman internasional yang semakin keras, dengan banyak pihak menyebut tindakan itu sebagai upaya genosida sistematis terhadap rakyat Gaza.
Baca juga: Hujan Deras Perparah Derita Warga Gaza yang Telantar
Pada Kamis (21/11/2024), Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang brutalnya di Gaza. Kasus hukum ini menambah tekanan global terhadap Israel demi mengakhiri blokade bantuan kemanusiaan dan menghentikan serangannya.
Kejadian ini mencerminkan krisis kemanusiaan terburuk di Gaza yang membutuhkan perhatian dan solusi mendesak dari komunitas internasional.
- Penulis :
- Khalied Malvino