
Pantau - Gerakan Islam Palestina, Hamas dan Partai Fatah milik Presiden Palestina Mahmud Abbas akhirnya sepakat untuk membentuk komite yang akan mengelola Gaza pascaperang. Kesepakatan ini diumumkan oleh negosiator dari kedua belah pihak pada Selasa (3/12/2024).
Dalam rencana yang masih memerlukan persetujuan dari Abbas, komite tersebut akan terdiri dari 10 hingga 15 tokoh non-partisan. Mereka akan memiliki wewenang dalam hal ekonomi, pendidikan, kesehatan, bantuan kemanusiaan, dan rekonstruksi Gaza. Hal ini terungkap dalam draf proposal yang diperoleh oleh AFP.
Jauh sebelum itu, Hamas mengungkapkan telah bertemu dengan Fatah di Kairo membahas pembentukan komite yang akan menangani kebutuhan dan berbagai isu di Gaza. Pertemuan ini berlangsung atas undangan Mesir, menurut salah satu pemimpin Hamas, Osama Hamdan.
Dalam pernyataannya, Hamdan menjelaskan kedua pihak membahas berbagai isu nasional, terutama perang di Gaza serta cara untuk bersama-sama menghadapi rencana pendudukan Israel dan para pendukungnya. Dia menekankan pentingnya menolak segala pengaturan yang dipaksakan.
“Berbagai ide dibahas, termasuk pembentukan komite untuk mengatasi urusan dan kebutuhan Gaza hingga kondisi memungkinkan dibentuknya pemerintahan persatuan nasional,” tambah Hamdan.
Kedua belah pihak menegaskan pengelolaan urusan rakyat Palestina, baik di Gaza, Tepi Barat, maupun diaspora, harus berdasarkan konsensus nasional.
Hamdan menegaskan komitmen Hamas terus berkomunikasi dengan Fatah dan semua faksi Palestina demi mencari solusi terbaik untuk rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Sebelumnya, sumber dari Mesir mengonfirmasi dimulainya diskusi antara Fatah dan Hamas di Kairo untuk membahas pembentukan komite pengelola urusan Gaza, sambil melanjutkan upaya mencapai gencatan senjata di wilayah tersebut.
Serangan brutal Israel terhadap Gaza terus berlanjut sejak serangan Hamas pada Oktober 2023, meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi mendesak gencatan senjata segera.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina, hampir 43.300 korban tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, bahkan lebih dari 102.260 lainnya terluka. Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tindakannya di Gaza.
Sumber: AFP-Anadolu
Baca juga:
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Ahmad Munjin