Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Skandal Rp167 Miliar Terkuak, Menkeu Kolombia Ambil "Langkah Seribu"

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Skandal Rp167 Miliar Terkuak, Menkeu Kolombia Ambil "Langkah Seribu"
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu) Kolombia, Ricardo Bonilla mengundurkan diri dari kabinet pemerintahannya usai skandal korupsi Rp167 miliar terkuak. (Getty Images)

Pantau - Seorang pejabat kunci dalam pemerintahan Presiden Gustavo Petro di Kolombia mengundurkan diri akibat skandal korupsi terbaru. Menteri Keuangan (Menkeu) Ricardo Bonilla mengumumkan pengunduran dirinya pada Rabu (4/12/2024).

Namun, Bonilla membantah tuduhan mengalihkan dana dari BNPB Kolombia dan membeli suara di komite kongres yang menangani keuangan pemerintah.

“Saya pergi dengan kepala tegak. Saya yakin akan membuktikan kepada penyidik bahwa saya tidak membeli diamnya orang lain atau suara anggota kongres,” tulis Bonilla di media sosial, melansir Al Jazeera, Kamis (5/12/2024).

Dia menegaskan tak melakukan kejahatan apa pun. “Pembelaan saya bersama tim kuasa hukum didasarkan pada kebenaran dan transparansi,” tambahnya.

Presiden Petro, presiden sayap kiri pertama Kolombia, menerima pengunduran diri Bonilla, tetapi tetap mendukungnya.

“Saya tahu tuduhan terhadap Bonilla tidak adil,” tulis Petro di media sosial, seraya menyebut Bonilla sebagai “ekonom sejati yang peduli pada kebutuhan rakyatnya”.

Meski begitu, Petro menuturkan, “politik dan hukum tetap dipenuhi oleh korupsi di Kolombia”.

Bonilla langsung digantikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Diego Guevara pada Rabu (4/12/2024) sore.

Skandal yang Menjerat Bonilla

Bonilla adalah Menkeu kedua yang keluar dari kabinet Petro, menggantikan Jose Antonio Ocampo pada 2023 setelah reshuffle kabinet.

Skandal yang menjatuhkan Bonilla bermula dari investigasi jaksa penuntut umum terkait kontrak besar di BNPB Kolombia (UNGRD).

Investigasi mencakup kontrak senilai USD10,5 juta (setara Rp167 miliar) untuk pengadaan truk tangki air rusak di La Guajira, wilayah dengan akses air bersih yang terbatas.

Eks Kepala UNGRD dituduh melakukan praktik jual-beli pengaruh. Tuduhan ini meluas hingga melibatkan Bonilla.

Mahkamah Agung (MA) Kolombia menyatakan penyelidikan berfokus pada dugaan “kejahatan penyuapan dan kemungkinan pengayaan ilegal”.

Wakil Direktur UNGRD sebelumnya, Sneyder Pinilla, kini menjadi saksi bekerja sama. Pengacaranya mengklaim Pnilla memberikan bukti tentang “struktur kriminal” yang melibatkan pejabat tinggi pemerintah.

Petro Tolak Tuduhan Korupsi

Petro terus menepis tudingan korupsi di pemerintahannya. Pada Oktober 2024, ketika otoritas Pemilu Kolombia menyelidiki kemungkinan pelanggaran dana kampanye dalam pencalonannya sebagai presiden, Pedro menyebut penyelidikan itu sebagai sabotase.

“Upaya kudeta telah dimulai,” tulis Petro di media sosial.

Penyelidikan juga melibatkan mantan manajer kampanye Petro, Ricardo Roa, dan putranya, Nicolas Petro, yang pada 2023 dijerat hukuman tahanan rumah atas dugaan menerima uang dari jaringan narkoba. Nicolas membantah keterlibatan ayahnya.

Petro mengaitkan kasus Bonilla dengan tuduhan lain terhadap pemerintahannya. Dalam pernyataannya, Pedro menyebut ada pihak yang menggunakan skandal ini “untuk menggoyahkan kebijakan ekonomi pemerintah”.

“Mereka adalah pihak yang sama yang sekarang mengatakan Bonilla melaporkan Roa dan anak saya. Padahal itu hanya fitnah anonim sejak Oktober yang diserahkan ke Kementerian Keuangan,” klaim Petro.

“Mereka mencoba memecah belah kami dengan konflik yang mereka ciptakan sendiri,” sambungnya.

Baca juga: 

Penulis :
Khalied Malvino