Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Krisis Politik di Prancis: PM Michel Barnier Mundur, Macron Hadapi Tantangan Berat

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Krisis Politik di Prancis: PM Michel Barnier Mundur, Macron Hadapi Tantangan Berat
Foto: Prancis tengah bergolak dalam krisis politik yang semakin mendalam setelah Perdana Menteri Michel Barnier mengundurkan diri pada Kamis (5/12/2024) pagi. IG Emmanuel Macron

Pantau - Prancis tengah bergolak dalam krisis politik yang semakin mendalam setelah Perdana Menteri Michel Barnier mengundurkan diri pada Kamis (5/12/2024) pagi. Pengunduran diri ini dilakukan setelah Barnier kalah dalam mosi tidak percaya di parlemen, menjadikannya perdana menteri dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah modern Prancis.

Parlemen yang Terpolarisasi
Mosi tidak percaya yang menggulingkan Barnier diajukan oleh kubu kiri garis keras dan mendapat dukungan tak terduga dari kubu kanan garis keras yang dipimpin oleh Marine Le Pen. Pemicu utamanya adalah rencana anggaran 2025 yang diajukan Barnier, yang mencakup langkah-langkah penghematan kontroversial senilai €60 miliar (sekitar Rp1 kuadriliun). Langkah tersebut bertujuan untuk menstabilkan defisit besar yang membayangi keuangan Prancis.

Baca juga: Diplomat Inggris, Jerman, Prancis, dan Iran Telah Mengadakan Pertemuan Guna Bahas Program Nuklir dan Sanksi di Jenewa

Namun, strategi Barnier untuk mengadopsi sebagian anggaran tanpa pemungutan suara akhir di parlemen—dengan menggunakan kekuasaan konstitusional khusus—menuai kecaman tajam dari dua kutub politik yang berseberangan. Kebijakan ini memicu ketidakpuasan mayoritas anggota parlemen dan akhirnya menjatuhkan Barnier.

Tantangan bagi Presiden Macron
Kini, bola panas berada di tangan Presiden Emmanuel Macron. Dengan kekuasaan yang melemah dan parlemen yang semakin terpolarisasi setelah pemilu dadakan Juni lalu, Macron menghadapi dilema besar untuk menavigasi krisis ini. Tanpa perdana menteri yang stabil, Prancis berisiko memasuki tahun 2025 tanpa anggaran yang jelas, sementara defisit terus membengkak.

Meskipun konstitusi Prancis memungkinkan langkah-langkah khusus untuk menghindari krisis seperti penutupan pemerintahan di Amerika Serikat, situasi ini tetap menjadi pukulan telak bagi kepemimpinan Macron.

Preseden Sejarah dan Situasi Politik Saat Ini
Penggulingan Barnier melalui mosi tidak percaya adalah peristiwa langka yang terakhir kali terjadi pada tahun 1962, ketika Georges Pompidou menjadi korban mosi serupa. Namun, kondisi politik saat ini jauh lebih rumit, dengan oposisi di parlemen yang lebih terfragmentasi.

“Realitas defisit ini tidak akan hilang hanya dengan mosi tidak percaya,” kata Barnier sebelum pemungutan suara, memperingatkan bahwa masalah anggaran akan terus membayangi pemerintahan berikutnya.

Dengan Prancis yang menghadapi krisis politik dan keuangan secara bersamaan, semua mata kini tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil Macron untuk menyelamatkan stabilitas politik negara. Bisakah ia meredam gejolak ini dan membangun kembali kepercayaan parlemen? Atau, akankah Prancis tenggelam lebih dalam dalam ketidakpastian politik?

Dampak Global
Krisis ini tidak hanya berdampak pada Prancis, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor internasional. Sebagai salah satu negara ekonomi terbesar di Eropa, ketidakstabilan politik di Prancis dapat mengguncang pasar regional dan global.

Langkah berikutnya yang diambil Macron akan menjadi penentu, baik untuk masa depan politiknya maupun untuk stabilitas Eropa di tengah gejolak ini.

Penulis :
Muhammad Rodhi