
Pantau - Nyaris 1 juta warga Palestina terpaksa mengungsi di Gaza kini terancam menghadapi musim dingin ekstrem, dengan hujan dan suhu dingin bisa memperburuk kondisi mereka, peringatan keras disampaikan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Minggu (8/12/2024).
“Pengungsi di Gaza butuh perlindungan dari hujan dan dingin. Hanya sekitar 23 persen dari kebutuhan tersebut yang telah dipenuhi, sehingga 945 ribu orang berisiko terpapar cuaca ekstrem musim dingin ini,” ungkap UNRWA dalam pernyataan mereka, melansir Anadolu, Senin (9/12/2024).
UNRWA menekankan, bantuan darurat sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga Gaza yang semakin meningkat akibat krisis ini.
Pihak UNRWA juga menyebutkan, warga sipil Palestina di kota Deir al-Balah dan berbagai lokasi lain di Gaza masih mencari barang-barang yang bisa diselamatkan dari reruntuhan rumah mereka setelah serangan udara Israel.
“Serangan udara terus berlanjut, menyebabkan jatuhnya korban sipil, rumah hancur, dan infrastruktur vital rusak total,” ujar UNRWA.
“Biaya kemanusiaan dari perang ini sungguh tak tertahankan,” imbuh pernyataan UNRWA, seraya menegaskan kembali seruan agar gencatan senjata segera diterapkan demi mencegah penderitaan lebih lanjut.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan besar-besaran di Gaza yang menewaskan lebih dari 44.700 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait serangan di Gaza.
Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas serangan brutal ini.
Baca juga:
- Penulis :
- Khalied Malvino