Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

UNRWA Peringatkan Musim Dingin Perburuk Krisis Gaza

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

UNRWA Peringatkan Musim Dingin Perburuk Krisis Gaza
Foto: Pengungsi Palestina memeriksa tenda yang rusak pascahujan deras di Deir al-Balah, Gaza, Senin (25/11/2024). (Getty Images)

Pantau - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan pada Senin (25/11/2024) musim dingin semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.

Juru bicara UNRWA, Inas Hamdan, menuturkan, warga yang terpaksa mengungsi menghadapi kondisi yang sangat buruk akibat hujan deras, angin kencang, serta gelombang laut tinggi.

"Setiap keluarga yang mengungsi harus menanggung penderitaan tragis karena cuaca ekstrem dan kekurangan bantuan kemanusiaan yang parah," ungkap Hamdan, mengutip Anadolu, Selasa (26/11/2024).

Dia menambahkan, banyak tenda yang dipakai untuk tempat tinggal sementara para pengungsi rusak akibat cuaca buruk, tanpa menyisakan perlindungan memadai.

"Kami sedang menghadapi situasi bencana kemanusiaan, dengan krisis parah pasokan musim dingin yang sangat dibutuhkan," lanjut Hamdan.

Baca juga: Hujan Deras Perparah Derita Warga Gaza yang Telantar

Beberapa kebutuhan dasar seperti tepung dan makanan juga hampir habis, sementara pasokan terpal plastik yang diperkuat, serta bahan nilon untuk mendirikan tenda darurat juga sangat terbatas.

UNRWA telah mendistribusikan sekitar 13.000 perlengkapan musim dingin di Gaza Selatan dan Tengah, namun pasokan itu hanya mencakup sebagian kecil dari kebutuhan yang sangat besar. Krisis ini tak hanya terbatas pada perumahan, tetapi juga mempengaruhi sektor kesehatan.

Hamdan menyoroti krisis pasokan medis dan obat-obatan yang sangat diperlukan, diperburuk kondisi padatnya para pengungsi sehingga tak memadai.

Dia mewanti-wanti hampir 1,8 juta orang yang mengungsi berisiko tinggi terjangkit penyakit akibat buruknya sanitasi dan minimnya layanan kesehatan.

Situasi kemanusiaan di Gaza, menurut Hamdan, sangat memprihatinkan. Dia menekankan pentingnya aksi internasional untuk menangani kebutuhan mendesak dan mengurangi penderitaan warga Gaza.

Baca juga: Setengah Juta Warga Gaza Terancam Terendam Limbah saat Hujan Turun

Hamdan juga mendesak agar tekanan lebih besar diberikan kepada sejumlah pihak yang bertanggung jawab agar dapat meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Faktanya, kini bantuan kemanusiaan yang dikirimkan hanya sekitar 30 truk per hari. Tentunya hal ini jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak.

"Bantuan yang datang ini hanyalah setetes air di lautan dibandingkan dengan kebutuhan yang sangat mendesak di Gaza di tengah krisis kemanusiaan yang mencekik," tambah Hamdan.

Warga Gaza yang terpaksa mengungsi, diprediksi sekitar 2 juta orang, menghadapi tantangan kian berat akibat operasi militer Israel yang terus berlanjut dan badai musim dingin.

Pemerintah lokal Gaza kerap kali memperingatkan tentang memburuknya situasi kemanusiaan, namun berlanjutnya serangan udara Israel, blokade yang tak kunjung henti, hingga minimnya sumber daya menimbulkan krisis ini semakin sulit diatasi.

Baca juga: Kemenkes Palestina Minta Selimut untuk Hadapi Musim Dingin

Pada Selasa (26/11/2024) pagi waktu setempat, kantor media pemerintah Gaza melaporkan, sekitar 10.000 tenda pengungsi rusak atau terbawa gelombang dalam dua hari terakhir akibat cuaca ekstrem.

Israel juga melancarkan perang yang menghancurkan Gaza setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober 2023, mengakibatkan lebih dari 44.230 orang tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta lebih dari 104.600 orang terluka.

Perang genosida yang memasuki tahun kedua di Gaza ini telah memicu derasnya kecaman internasional, dengan banyak pihak yang menyebut serangan dan pemblokiran pengiriman bantuan kemanusiaan sebagai upaya disengaja demi menghancurkan sebuah populasi alias ethnic cleansing.

Pada Kamis (21/11/2024), Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kemanusiaan di Gaza. 

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang brutal mereka di Gaza.

Penulis :
Khalied Malvino