
Pantau - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan siap bekerja sama dengan mitra dan pihak terkait di Suriah untuk memanfaatkan peluang dan mengelola risiko pasca-tumbangnya Presiden Bashar al-Assad.
Hal ini disampaikan Biden pada Minggu (8/12/2024), menyusul penggulingan Assad oleh kelompok militan. Di Gedung Putih, Biden menegaskan AS mendukung negara-negara tetangga Suriah selama masa transisi ini.
"Kami akan memantau tindakan dan pernyataan dari kelompok militan," ujar Biden, mengutip Reuters, Senin (9/12/2024).
Biden juga menjelaskan, hingga kini AS belum mengetahui secara resmi keberadaan Assad. Namun, Biden mencatat ada laporan yang menyebutkan Assad melarikan diri ke Moskow.
"Assad harus dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.
Menurut Biden, situasi di Suriah kini penuh risiko dan ketidakpastian. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, Rusia, Iran, dan kelompok militan Hizbullah tak lagi memiliki pengaruh besar di Suriah.
“Selama bertahun-tahun, pendukung utama Assad adalah Iran, Hezbollah, dan Rusia. Tapi pekan lalu, dukungan mereka ambruk. Ketiganya jauh lebih lemah sekarang dibandingkan saat saya mulai menjabat pada 2021,” ujar Biden.
Biden juga mengungkapkan, pasukan AS melancarkan 12 serangan presisi di Suriah, menargetkan kamp dan operatif kelompok Daesh.
“Ini adalah momen bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita. Mereka punya kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara mereka yang penuh kebanggaan. Tapi ini juga saat yang penuh risiko dan ketidakpastian,” jelas Biden.
“Saat kita semua memikirkan langkah berikutnya, Amerika Serikat akan bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan di Suriah untuk memanfaatkan peluang sekaligus mengelola risiko," tambahnya.
Komitmen ini menegaskan peran aktif AS dalam mendukung stabilitas kawasan, membantu transisi Suriah, dan menciptakan keamanan global yang lebih baik.
Baca juga:
- Penulis :
- Khalied Malvino