
Pantau - Setidaknya delapan warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam dua serangan udara Israel yang menargetkan kelompok yang bertugas mengamankan truk bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza pada Kamis (12/12/2024), menurut laporan tenaga medis.
Tenaga medis melaporkan, setidaknya 30 orang terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, dan mereka khawatir jumlah korban tewas akan terus meningkat setelah serangan pertama di wilayah barat Kota Rafah, di selatan Gaza.
Di kota Khan Younis yang terletak tak jauh dari lokasi pertama, serangan udara Israel lainnya menargetkan kumpulan pria yang juga bertugas mengamankan truk bantuan kemanusiaan, mengakibatkan beberapa orang terluka. Pihak militer Israel belum merespons sederet serangan ini.
Geng bersenjata berulang kali membajak truk bantuan kemanusiaan yang baru saja memasuki Gaza, memicu Hamas untuk membentuk pasukan khusus guna menghadapi gengster itu.
Pasukan yang dipimpin Hamas ini dilaporkan telah menewaskan lebih dari 20 anggota geng dalam beberapa bulan terakhir, menurut sumber dari Hamas dan tenaga medis.
Di Kota Gaza, tenaga medis melaporkan sedikitnya enam orang tewas dalam serangan udara yang menghantam sebuah rumah, menjadikan jumlah korban tewas pada Kamis (12/12/2024) ini setidaknya ada 14 orang.
Baca juga:
- PBB: Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara Terhenti Selama 66 Hari
- PBB Kecam Perampokan Bantuan Kemanusiaan Gaza
Hamas menyebut, serangan udara Israel tersebut menewaskan sedikitnya 700 petugas keamanan yang bertugas mengamankan truk bantuan kemanusiaan di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Upaya gencatan senjata yang dilakukan para mediator Arab, Mesir, dan Qatar, yang didukung Amerika Serikat (AS), gagal mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertikai.
Pada Rabu (11/12/2024), Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang secara mayoritas mendesak gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen antara Israel dan Hamas di Gaza, termasuk pembebasan semua sandera.
Resolusi ini memang tak mengikat secara hukum, namun memiliki bobot politik yang mencerminkan pandangan global terhadap perang tersebut. AS, Israel, dan tujuh negara lainnya memilih menentang resolusi gencatan senjata, sementara 13 negara memilih untuk abstain.
Perang di Gaza dimulai setelah serangan pasukan Hamas pada Oktober 2023, yang menyerbu sejumlah komunitas Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera yang dibawa ke Gaza, menurut data dari Israel.
Sejak itu, militer Israel telah meratakan sebagian besar Gaza, memaksa hampir seluruh 2,3 juta penduduknya mengungsi, memicu kelaparan dan penyakit mematikan, bahkan mengakibatkan lebih dari 44.800 korban tewas, menurut otoritas kesehatan Palestina.
- Penulis :
- Khalied Malvino