HOME  ⁄  Internasional

Kepala Staf Zelenskyy: Ukraina Belum Siap untuk Negosiasi dengan Rusia

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Kepala Staf Zelenskyy: Ukraina Belum Siap untuk Negosiasi dengan Rusia
Foto: Kepala Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak. (Getty Images)

Pantau - Kepala Staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak, mengatakan dalam wawancara yang disiarkan Kamis (12/12/2024) bahwa Kyiv belum siap memulai pembicaraan dengan Rusia karena masih kekurangan senjata, jaminan keamanan, dan status internasional yang diinginkan.  

“Belum, tidak untuk saat ini,” ujar Yermak kepada penyiar publik Suspilne ketika ditanya apakah Ukraina siap untuk bernegosiasi, melansir Reuters, Jumat (13/12/2024).

“Kami belum memiliki senjata, kami belum memiliki status yang kami maksudkan. Itu berarti undangan ke NATO dan pemahaman tentang jaminan yang jelas sehingga kami dapat yakin bahwa (Presiden Rusia Vladimir) Putin tidak akan kembali dalam dua-tiga tahun,” imbuhnya.  

Pernyataan Yermak ini muncul seiring pertimbangan publik Zelenskyy tentang kemungkinan penyelesaian perang melalui negosiasi. Perang ini dimulai sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Baca juga:

Dalam pernyataannya pekan ini bersama pemimpin oposisi Jerman, Friedrich Merz, Zelenskyy menekankan Ukraina menginginkan akhir perang dan perlunya upaya untuk memperkuat negaranya serta memaksa Kremlin bekerja menuju perdamaian.

Zelenskyy juga menyebutkan negosiasi mungkin terjadi, meski Rusia masih menguasai wilayah yang direbut dalam invasi tersebut. Namun ditegaskannya, Ukraina membutuhkan undangan resmi untuk bergabung dengan NATO yang berlaku untuk seluruh negara, walau status NATO hanya diterapkan pada wilayah di bawah kendali otoritas Kyiv. Jaminan keamanan nyata juga harus diberikan.

Saat berada di Paris pekan lalu, Zelenskyy bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump, yang menyatakan keinginannya agar perang segera berakhir, meskipun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.  

Di sisi lain, Rusia terus menolak ide keanggotaan Ukraina di NATO. Putin menyatakan bahwa Kyiv harus menerima aneksasi Kremlin atas empat wilayah Ukraina yang sebagian masih berada di bawah kendali Rusia.

Penulis :
Khalied Malvino