
Pantau - Ratusan ribu warga Israel turun ke jalan pada Sabtu (21/12) dalam aksi protes nasional yang menuntut perubahan kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu. Aksi tersebut digelar di berbagai kota, termasuk Tel Aviv, Haifa, Beersheba, dan Yerusalem Barat, dengan fokus utama di sekitar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.
Para demonstran menyampaikan kekecewaan terhadap arah pemerintahan saat ini, yang mereka sebut sebagai “pemerintahan paling konservatif dan represif dalam sejarah Israel.” Tuntutan utama meliputi penghentian operasi militer di Gaza dan pencapaian kesepakatan gencatan senjata serta pertukaran tahanan dengan kelompok perlawanan Palestina.
Suara dari Lapangan
Di Jalan Kaplan, pemimpin oposisi Yair Lapid memberikan orasi yang penuh semangat, menyerukan pemilu dini untuk menggantikan pemerintah Netanyahu.“Kita tidak akan berhenti sampai ada perubahan nyata. Pemerintahan ini gagal mewakili aspirasi rakyatnya,” ujar Lapid.
Baca Juga:
Pasukan Israel Rebut Dua Desa di Daraa, Tembaki Pengunjuk Rasa
Sementara itu, beberapa keluarga tahanan Israel di Gaza menuduh pemerintah menyabotase negosiasi untuk membebaskan tahanan mereka.“Kami hanya ingin keluarga kami kembali. Ini bukan soal politik, ini soal kemanusiaan,” kata Einav Zangauker, salah satu ibu tahanan.
Krisis Gaza yang Terus Memburuk
Di tengah protes, militer Israel melanjutkan serangan udara ke Gaza, menargetkan wilayah padat penduduk dan fasilitas sipil. Sejak dimulainya operasi pada Oktober, puluhan ribu warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan.
Meskipun ada upaya mediasi dari Mesir dan Qatar, gencatan senjata belum juga tercapai. Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah, dengan infrastruktur hancur dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Harapan akan Perdamaian
Protes ini mencerminkan ketidakpuasan yang meluas di masyarakat Israel terhadap kebijakan pemerintah. Banyak yang berharap tekanan dari rakyat dapat mendorong perubahan signifikan, baik dalam kebijakan domestik maupun hubungan dengan Palestina.
Aksi ini menandai salah satu mobilisasi massa terbesar dalam sejarah Israel baru-baru ini, menunjukkan keinginan kuat untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan yang terus dilanda konflik.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah