
Pantau - Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) menyampaikan kekhawatiran atas kerusakan berkelanjutan akibat serangan militer Israel di wilayah Lebanon Selatan, meski gencatan senjata dengan Hizbullah telah berlaku.
Gencatan senjata mulai diterapkan pada 27 November 2024, sekitar dua bulan setelah Israel meningkatkan pengeboman dan mengirim pasukan ke Lebanon, menyusul hampir setahun baku tembak lintas perbatasan yang dipicu Hizbullah terkait perang di Gaza. Namun, kedua belah pihak saling tuduh melanggar perjanjian gencatan senjata sejak saat itu.
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, pasukan UNIFIL dan tentara Lebanon seharusnya dikerahkan kembali di selatan Lebanon, dekat perbatasan Israel, sementara pasukan Israel ditarik dalam waktu 60 hari.
Baca juga:
- Tentara Lebanon Siap Diterjunkan usai Kesepakatan Gencatan Senjata
- Prancis Kutuk Serangan Roket yang Lukai Prajurit UNIFIL
Namun, UNIFIL dalam pernyataan Kamis mengungkapkan kekhawatiran atas “kerusakan terus-menerus oleh pasukan IDF (Israel Defense Forces) di area permukiman, lahan pertanian, dan jaringan jalan di Lebanon Selatan."
Kerusakan tersebut dianggap melanggar Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang sebelumnya mengakhiri perang Israel-Hizbullah pada 2006.
UNIFIL kembali mendesak “penarikan tepat waktu” pasukan Israel dari Lebanon dan pelaksanaan penuh Resolusi 1701, yang menetapkan hanya tentara Lebanon dan penjaga perdamaian PBB yang boleh berada di selatan Lebanon, sementara pasukan Israel harus mundur sepenuhnya dari wilayah tersebut.
Baca juga:
- UNIFIL: Tentara Israel Hancurkan Struktur di Pos Ras Naqoura, Lebanon
- Pasukan UNIFIL Janji Tetap Berjaga di Lebanon
“Segala tindakan yang membahayakan penghentian permusuhan yang rapuh harus dihentikan,” demikian disampaikan UNIFIL, melansir AFP, Kamis (26/12/2024).
Pada awal pekan ini, mereka juga meminta percepatan proses penarikan pasukan militer Israel. Menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), militer Israel melakukan operasi besar-besaran di selatan Lebanon.
Warga Qantara dilaporkan kabur ke desa terdekat akibat serangan pasukan Israel di kota mereka. Pada Rabu (25/12/2024), NNA juga melaporkan serangan udara oleh pesawat Israel di wilayah Baalbek timur, yang jauh dari perbatasan.
- Penulis :
- Khalied Malvino