Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Pasukan UNIFIL Janji Tetap Berjaga di Lebanon

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Pasukan UNIFIL Janji Tetap Berjaga di Lebanon
Foto: Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, memberikan wawancara di UNIFIL House di Baabda, sebelah timur Beirut, Minggu (12/10/2024). (Getty Images)

Pantau - Juru bicara misi perdamaian UNIFIL menyatakan misi yang terdiri dari 10.000 personel akan tetap berada di Lebanon meskipun beberapa serangan langsung oleh militer Israel terjadi dalam beberapa hari terakhir, yang disebut sebagai serangan yang disengaja.

“Kami perlu tetap di sini, mereka meminta kami untuk bergerak,” ungkap juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, melalui video dari Beirut.

“Kerusakan dan kehancuran banyak desa di sepanjang Garis Biru, dan bahkan di luar itu, sangat mengejutkan,” tambahnya, seraya merujuk pada garis yang dipetakan PBB dengan gambaran memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan.

Saat ditanya tentang penembakan drone di dekat kapal mereka di lepas pantai Lebanon pada Kamis (17/10/2024), Tenenti menuturkan, “Drone tersebut datang dari selatan tetapi berputar di sekitar kapal dan mendekat sangat dekat, hanya beberapa meter dari kapal.”

Baca juga: 169 Warga Turki Dievakuasi dari Lebanon Menyusul Serangan Israel

Uni Eropa (UE) sebelumnya mengecam semua serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon dan meminta penjelasan dari otoritas Israel mengenai serangan yang terjadi pekan lalu terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Hal ini disampaikan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pada Minggu malam, Borrell menegaskan bahwa blok negara-negara anggota UE "mengecam semua serangan terhadap misi PBB."

Dia menyampaikan keprihatinan mendalam terkait serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap UNIFIL, hingga mengakibatkan beberapa anggota penjaga perdamaian terluka.

Borrell menyebut serangan ini sebagai "pelanggaran berat terhadap hukum internasional" dan "sama sekali tidak dapat diterima."

Baca juga: Militer Israel Laporkan Roket Diluncurkan dari Lebanon

"Kami sangat menantikan penjelasan dan penyelidikan menyeluruh dari otoritas Israel terkait serangan terhadap UNIFIL, yang memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas di Lebanon Selatan," ungkapnya.

UE juga mendesak semua pihak untuk memastikan keamanan staf UNIFIL, yang terdiri dari anggota dari 16 negara anggota Uni Eropa.

Dalam pernyataan tersebut, UE menegaskan kembali seruan untuk segera gencatan senjata di Lebanon,s erta mendesak semua pihak untuk berkomitmen dalam pelaksanaan penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

UNIFIL didirikan pada Maret 1978 untuk memastikan penarikan Israel dari Lebanon dan membantu pemerintah Lebanon memulihkan otoritas di wilayah tersebut.

Baca juga: Israel Blokade Ketat Lembah Beqaa, Gubernur Lebanon Sebut Kondisi Darurat

Mandat UNIFIL telah diperluas selama bertahun-tahun, terutama setelah perang Israel pada 2006, untuk memantau gencatan senjata dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.

Sejak 23 September 2024, Israel telah meningkatkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon, menargetkan apa yang mereka klaim sebagai posisi Hizbullah. Serangan ini telah menewaskan sedikitnya 1.437 orang dan melukai lebih dari 4.123 lainnya, serta menyebabkan lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.

Eskalasi serangan ini merupakan bagian dari setahun konflik lintas batas antara Israel dan Hizbullah, yang dimulai setelah serangan Israel ke Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 24.200 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas Oktober 2023.

Meskipun ada peringatan internasional mengenai potensi perang regional di Timur Tengah akibat serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza dan Lebanon, Israel melanjutkan operasi militernya dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober 2024. (Al Jazeera)

Penulis :
Khalied Malvino